MAKASSAR, NEWSURBAN.ID — Laporan Pertanggungjawaban (LPj) Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni’matullah menuai penolakan di Musyawarah Daerah (Musda) Demokrat Sulsel di Kota Makassar, Rabu (22/12/21).
Penolakan lantaran Demokrat di Sulsel terus merosok di bawah kemimpinan Ni’matullah. Sebanyak 16 DPC menilai Ni’matullah tidak becus dan gagal mengurus partai berlambang bintang bersinar tiga di Sulsel.
Plt Ketua DPC Demokrat Sinjai, Muhammad Nasyit Umar, mengungkapkan sedikitnya ada empat alasan sehingga pihaknya menolak LPj Ni’matullah.
Pertama, perolehan hasil Pemilu 2019 dari Demokrat Sulsel di semua tingkatan mengalami penurunan. Capaian itu merupakan indikator kegagalan Ni’matullah memimpin partai.
“Kalau terus berlanjut-kan tidak baik untuk Demokrat. Perolehan kursi DPR RI dari 3 menjadi 2 kursi. Lalu, perolehan kursi DPRD Provinsi Sulsel dari 11 menjadi 10 kursi dan perolehan kursi DPRD Kabupaten/Kota se-Sulsel dari 91 menjadi 78 kursi,” ungkapnya.
Alasan kedua, Nasyit membeberkan konsolidasi dan koordinasi partai tidak berjalan optimal di bawah kepemimpinan Ni’matullah.
Katanya, terdapat beberapa fakta maupun indikator perihal masalah tersebut. Salah satunya yakni sejak awal hingga akhir kepengurusan, Ni’matullah tidak pernah melaksanakan Rakerda DPD Demokrat Sulsel.
Selanjutnya, perintah DPP untuk melaksanakan validasi pengurus DPD tidak dilaksanakan, padahal pengurus DPD Demokrat Sulsel sudah banyak yang tidak aktif.
“Parahnya lagi, DPD Demokrat Sulsel tidak pernah melantik pengurus DPC di semua kabupaten/kota di Sulsel, kecuali DPC Kota Makassar,” ungkapnya.
Baca juga: 11 PAC Sidrap Kompak Dukung IAS Ketua DPD Demokrat Sulsel
Bahkan, kata Nasyit konsolidasi dan validitas kepengurusan DPC, DPAC sampai ranting pun diketahui tidak terkawal dan terverifikasi. Baik secara administratif maupun faktual. Termasuk koordinasi dan konsolidasi, meski hanya berupa delegasi pun jarang dilakukan.
Ketiga, kata Nasyit sistem transparansi pengelolaan dan penggunaan anggaran Demokrat Sulsel yang kurang baik.
Selain itu pendapatan dan penggunaan anggaran partai tidak pernah dipertanggungjawabkan di internal pengurus, termasuk laporan keuangan setiap kegiatan yang di bentuk secara adhock dalam kepanitian partai.
“Termasuk pemanfaatan bantuan anggaran partai dari pemerintah agar dipergunakan untuk pendidikan politik. Baik untuk pengurus maupun masyarakat tidak direncanakan secara reguler dan pelaksanaannya sangat minim,” jelasnya.
Terakhir atau keempat, Nasyit menyebut Ni’matullah di nilai gagal menjaga solidaritas internal partai terkait kasus KLB. Keterlibatan 5 DPC Demokrat Sulsel terdaftar dalam forum KLB di Sumut adalah fakta kegagalan komunikasi dalam kepemimpinan Ni’matullah.
“Pembiaran 5 DPC Demokrat Sulsel terdaftar dalam forum KLB di Sumut dapat di nilai bahwa saudara Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel pada dasarnya tidak secara total menjaga eksistensi kepemimpinan AHY sebagai Ketum DPP Demokrat yang sah di saat dinamika proses KLB terjadi di Sumut,” tuturnya.
Lebih jauh, Nasyit mengungkapkan sama sekali tidak ada sentimen pribadi terkait keinginan pihaknya bersama belasan DPC lain untuk menolak LPj Ketua DPD Demokrat Sulsel. Semuanya demi perbaikan dan kebangkitan Demokrat Sulsel, apalagi menghadapi Pemilu 2024.
Optimistis suara dari 16 DPC sudah cukup mengantarkan jagoannya, Ilham Arief Sirajuddin (IAS) untuk memimpin Demokrat Sulsel. Pihaknya condong merapat ke IAS karena memiliki arah yang jelas.
Mantan Wali Kota Makassar itu siap maju pada Pilgub Sulsel 2024, artinya ada keinginan untuk membenahi partai lebih baik.
Nasyit juga percaya DPP akan mempertimbangkan suara mayoritas yang kini mendukung IAS. Bila ngotot memilih figur lain yang hanya didukung segelintir DPC, maka tentunya berpotensi menimbulkan masalah baru. Padahal, Demokrat harus solid dalam menghadapi Pemilu 2024.
“Hitungan kita sudah jelas, ada 16 DPC mendukung IAS. Lalu, ada 8 DPC belum jelas ditambah dua suara dari DPD dan DPP. Kalau pun digabung ada 10, yang lebih banyak 16 kan. Sangat berisiko kalau DPP malah memenangkan N’matullah, karena akan jadi preseden buruk. Yang punya massa kan DPC, makanya jangan khianati suara akar rumput,” tuturnya.
Musda IV Demokrat Sulsel di Hotel Sheraton Four Points, dihadiri oleh Kepala BPOKK DPP Demokrat, Herman Khaeron, dan sejumlah pengurus teras DPP. (*)