MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – Setelah berdiskusi sekitar dua jam mendengarkan bebagai masukan, kritik, dan saran, dalam dialog silaturahmi dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar, membuahkan hasil baik. Kepala BNPT minta maaf.
“Tentunya kami sangat gembira sekaligus mengapresiasi sikap terbuka, dan rendah hati dari Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar,” kata Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Waketum PP Persis), KH Jeje Zaenudin dalam keterangannya, Kamis (3/2/2022).
Boy tanpa ragu menyatakan kekeliruan. Kepala BNPT minta maaf kepada pesantren dan semua pihak yang merasa tersinggung dan tersakiti dengan release daftar pesantren yang terafiliasi terorisme.
Baca Juga: Beredar Selebaran Daftar Ponpes Berafiliasi Kelompok Teror, Darul Huffadh 77 Bone Masuk ?
Pada kesempatan tersebut, Boy menyampaikan bahwa BNPT tidak akan sungkan-sungkan mengubah peristilahan dan diksi yang kurang tepat. Dan dapat menimbulkan kesan stigma negatif kepada Islam dan umat Islam. Termasuk ketika membuat kriteria dan indikator kelompok teroris.
“Saya kira ini suatu kemajuan luar biasa yang di lakukan oleh BNPT, menerima semua masukan, kritikan, saran, dan keluh kesah umat. Yang-disampaikan para pimpinan MUI berkenaan dengan kriteria-kriteria kelompok teroris yang terkesan menyudutkan kelompok muslim,” ujarnya.
Turut hadir dalam pertemuan ini seluruh Deputi BNPT, Ketua Bidang Hukum dan Perundangan MUI Prof. Dr. Noor Achmad. MA; KH. Dr. Asrarun Ni’am, KH. Dr. Chalil Nafis, KH. Dr. Jeje Zaenudin, Prof Dr. Utang Ranuwijaya, dan lain lain. Pertemuan dilaksanakan di Gedung MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Timur, siang ini.
Namun pihak petinggi Pondok Pesantren Darul Huffadh merasa sangsi dengan hal tersebut.
Baca Juga: JK: Jika Pesantren Terbukti Terpapar Teroris, BNPT Silahkan Ambil Tindakan
Ustazah Sa’diyah Direktris Darul Huffadh Putri mengungkapkan bahwa hal tersebut belum penyelesaian. Hanya perbaikan bahasa yang-digunakan BNPT agar tidak memojokkan pesantren. Tapi tetap pemantauan akan terus ada sesuai nama yang-dianggap ada hubungan dengan orang-orang yang terlibat dengan terorisme.
“Semua berbicara bahasa dan diksi kenyamanan saja, bukan bahas data pesantren atau penghapusan. Kata-kata Ketua BNPT harus dicermati,” terangnya.
Ustazah Sa’diyah menambahkan bahwa kata-kata ketua BNPT hanya-ditekankan pada diksi-diksi yang menyingung ummat Islam.
“Berarti bahasanya yang mau diperhalus saja, bukan datanya yang mau di hapus,” sambungnya.
“Siapapun Pak, yang mengatasnamakan pesantren, menjadikan kendaraan untuk dekat dengan masyarakat dan mengambil simpati. Tapi keluar dari asas pondok kami. Maka jangan pernah kaitkan dia dengan pondok ini! Silahkan proses secara hukum untuk pribadinya, dia dan apa yang dia lakukan. Tapi jangan menyangkut pautkan dengan pondok kami,” jelasnya.
Baca Juga: JK: Tidak Ada Radikalisme yang Bikin Kacau Negara Lewat Masjid
Sementara itu, Ustazah Sa’diyah kembali melanjutkan bahwa tidak jauh beda dengan pernyataan Bapak Boy Rafly. “Jadi ada individu-individu yang terhubung dengan pihak yang terkena proses hukum terkait dengan terorisme,” ucapnya.
“Dan kata-kata Bapak Boy Rafly, menjadi catatan penting bagi Pondok Pesantren bahwa pengelola pondok harus selektif dalam melihat adanya “OKNUM”. Yang bisa saja mencemarkan nama baik pondok dengan aktivitas yang jauh dari asas pondok sendiri,” tambahnya.
Senada dengan hal itu, pimpinan pondok pesantren Darul Huffad Al Ustaz Saad Said ketika-dikonfirmasi meminta nama DH 77-dihapuskan.
“Kami meminta peniadaan/penghapusan/pembersihan nama pesantren kami. Kalau mau-dicek/pembuktian langsung ke pesantren kami, silahkan! (terkait tuduhan berafiliasi teroris),” tegas Al Usta Saad Said melalui sambung telepon seluler, Kamis (3/2/2021).
Ia juga, memberikan perumpamaan sebuah mata air. Sumbernya tetap bersih, namun kemana airnya mengalir itu tidak bisa menyalahkan sumbernya.
“Ada yang menjadi air galon, ada yang-dipakai mencuci dan ada juga yang masuk ke comberan. Yah, jangan salahkan sumbernya!” pungkasnya. (fan)