PALU, NEWSURBAN.ID — Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) Sulawesi Tengah bakal menggelar kegiatan moderasi beragama. Di mana Sulawesi Tengah dijadikan salah satu percontohan moderasi beragama oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Perwakilan PGLII Sulawesi Tengah menyampaikan hal itu, saat menemui Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid. Hadi menerima perwakilan PGLII Sulawesi Tengah di ruang kejanya pada Kamis, 24 Februari 2022.
Kunjungan tersebut dalam rangka silaturahmi sekaligus berkoordinasi tentang kegiatan yang akan di laksanakan menjelang Puasa Ramadhan 1443 H dan Hari Paskah 2022.
Salah seorang perwakilan PGLII Sulteng, Pdt. Hiwin Chandra mengatakan pihaknya akan menyelenggarakan kegiatan yang menunjukkan keberagaman beragama dalam hal ini yakni moderasi beragama.
Menurutnya, moderasi beragama merupakan program Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas dan Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu daerah yang menjadi pilot project program tersebut.
“Kemungkinan di awal April mendatang, ada Ramadhan plus ada Paskah. Nah itu kita akan kombinasikan dengan suatu kegiatan untuk jalan sehat sambil bawa sapu lidi membersihkan wilayah yang dilewati,” ujarnya.
Dialog Moderasi Beragama
Setelah jalan sehat sambil bersih-bersih tersebut, nantinya peserta akan menuju ke suatu lapangan untuk mengikuti Dialog Moderasi Beragama agar orang-orang tidak salah persepsi antara satu agama dengan agama yang lain.
Ia mengungkapkan jauh sebelum bangsa Indonesia di masuki oleh agama. Bangsa ini punya kultur, yakni kekeluargaan dan itu sudah mulai luntur. Sehingga, harus di kembalikan lagi.
“Banyak kita tidak sadar, karena kita sudah termanipulasi dengan doktrin-doktrin penjajah yang memecah belah. Sehingga kita lari ke primordialisme bukan hanya kedaerahan namun juga agama. Merasa agama satu lebih baik dsri agama yang lain. Inikan tidak boleh. Kita punya Pancasila,” jelasnya.
Ia menyatakan melakui kegiatan tersebut juga pihaknya ingin menunjukkan bahwa Kota Palu bukan daerah teroris. Namun, merupakan daerah yang aman tentram dan memiliki moderasi yang bagus antar agama.
“Kita ini saudara, kita dengan Tuhan kita masing-masing, tapi dalam kehidupan kita satu kok. Ini yang harus kita pahami bersama,” tambahnya. (ysf)