JAKARTA, NEWSURBAN.ID — Korban sipil serangan Rusia ke Ukraina, sebanyak 900 lebih mayat warga di evakuasi. Mayat-mayat itu, adalah korban sipil serangan Rusia di Kyiv Ukraina.
Kepala polisi regional Kyiv, Andrii Niebytov mengatakan ratusan jenazah itu telah di kirimkan ke rumah sakit. Hingga lembaga forensik untuk di periksa secara rinci.
Baca Juga: Tentara Rusia Diracun di Ukraina, Dua Tewas 28 Dirawat
Juga juga mengatakan, mayat beberapa orang di desa Shevchenko telah di identifikasi.
“Korban adalah penduduk biasa, sayangnya juga di siksa. Dan, kami melihat bahwa mereka di tembak,” ujar Niebytov, mengutip CNN Jumat (15/4).
Baca Juga: Bikin Geger, Kabar Roman Abramovich Di racun Saat Berupaya Pertemukan Perundingan Rusia-Ukraina
Niebytov mengatakan beberapa orang yang di tembak memiliki ban lengan putih untuk melindungi diri dari pasukan Rusia.
“Selama pendudukan kota kami, penjajah memaksa warga untuk memakai ban lengan putih. Seolah-olah orang ini, telah di periksa. Dan oleh karena itu, tidak di perlakukan dengan sangat teliti. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan hidup mereka, warga kami mengenakan perban ini sendiri untuk melindungi diri mereka sendiri dari tembakan,” katanya.
Baca Juga: Rudal Hipersonik Rusia Mendarat di Gudang Senjata Ukraina
Dia juga mengatakan bahwa mengenakan ban lengan putih tidak selalu berhasil. “Bahkan jika mereka menggantung kain putih di pagar apartemen mereka,” ujarnya.
Serangan Rusia masih berlanjut di beberapa wilayah di Ukraina. Teranyar, serangan Rusia di kota Kharkiv, Ukraina timur di kabarkan telah menewaskan tujuh orang dan melukai 34 lainnya. Serangan bertubi-tubi di lakukan Rusia sepanjang Jumat (15/4).
Baca Juga: Kecam Keras Invasi Rusia, Miss Ukraina Latihan Angkat Senjata
“Para penjajah menembaki daerah perumahan di Kharkiv. Sebanyak 34 orang terluka, termasuk tiga anak-anak. Tujuh orang tewas; satu di antara yang tewas adalah seorang anak,” kata Gubernur Kota Kharkiv, Oleg Synegubov di media sosial, mengutip AFP. (cr/up)
Baca Selanjutnya: Amerika Serikat Siapkan Cara Baru Menghukum Kremlin atas Invasi Rusia ke Ukraina