Level Siaga, Warga Diminta Jauhi Gunung Awu Radius 3,5 Kilometer
SULAWESI UTARA, NEWSURBAN.ID — Gunung Awu level siaga. Warga sekitar di minta menjauh minimal radius 3,5 kilometer untuk mencegah bahaya.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono mengumumkan status Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara meningkat ke level 3 atau siaga. Penetapan kenaikan status itu berlaku sejak 11 Mei 2022 pukul 24.00 WITA.
“Mengingat karakteristik erupsi Gunung Awu, potensi ancaman bahaya, hasil pemantauan kegempaan. Serta antisipasi untuk gejala peningkatan menuju erupsi. Maka, tingkat aktivitas Gunung Awu di naikkan dari level II (waspada) menjadi level III (siaga),” kata Eko dalam keterangan tertulis, Kamis (12/5).
Baca Juga: Gunung Merapi Luncurkan 17 Kali Awan Panas
Dalam tingkat aktivitas siaga, masyarakat dan pengunjung atau wisatawan agar tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 3,5 km dari kawah puncak Gunung Awu.
“Masyarakat di sekitar Gunung Awu di harap tetap tenang, tidak terpancing isu-isu mengenai aktivitas Gunung Awu. Yang tidak dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya,” ucap Eko.
Selain itu, masyarakat di harapkan mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi berkoordinasi dengan BNPB, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dalam upaya mitigasi Gunung Awu.
Baca Juga: Level Waspada, PVMBG Catat Letusan Gunung Anak Krakatau 9 Kali Hari Ini
Sebelumnya atau pascapeningkatan aktivitas dari level I ke level II, secara visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Saat cuaca cerah umumnya tidak teramati adanya hembusan gas dari arah kawah.
Pada 11 Mei 2022 pukul 15.00 WITA teramati asap kawah berwarna putih sedang setinggi 30 meter di atas puncak. Ada pun selama tingkat aktivitas level II (waspada) rata-rata kejadian jumlah gempa vulkanik dangkal adalah delapan kejadian per hari dan gempa vulkanik dalam lima kejadian per hari.
Pada 9 Mei 2022, terjadi kenaikkan jumlah gempa vulkanik yang signifikan, yaitu 88 kali gempa vulkanik dangkal dan 147 kali gempa vulkanik dalam.
Baca Juga: Waspada! PVMBG Mencatat Gunung Semeru Masih Sabtu Dinihari
Pada 10 Mei 2022, kenaikan jumlah gempa vulkanik semakin signifikan. Yaitu 90 kali gempa vulkanik dangkal dan 203 kali gempa vulkanik dalam.
Erupsi terakhir Gunung Awu terjadi pada Juni 2004, berupa erupsi magmatik menghasilkan kolom erupsi setinggi 3.000 meter di atas puncak. Karakteristik erupsi Gunung Awu dapat bersifat magmatik eksplosif, efusif maupun freatik.
Erupsi terakhirnya pada Juni 2004 menyisakan kubah lava di dalam kawahnya yang memiliki diameter sekitar 370 meter dan tinggi sekitar 30 meter.
Baca Juga: Kepala BNPB Terbang ke Lumajang Cek Dampak Erupsi Gunung Semeru
“Potensi bahaya Gunung Awu yang mungkin terjadi berupa erupsi magmatik menghasilkan lontaran material pijar dan/atau aliran piroklastik. Maupun erupsi freatik yang didominasi uap, gas gunung api maupun material erupsi sebelumnya,” tutur Eko. (cr/up)