MAKASSAR, NEWSURBAN.ID — Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto) mengunjungi uji teknologi food waste bank based on the BSF Breeding Technology di Wilayah Bank Sampah Pusat yang di perlihatkan langsung oleh tim Entomo.co di Paccerakkang, Senin (30/5/22).
Kunjungannya ini melihat langsung proses bagaimana sampah makanan,dimanfaatkan dan-diolah menjadi lebih bermanfaat.
Hal itu,dilakukan Danny sesuai dengan konsep yang akan dia wujudkan. Yakni bagaimana sampah di Kota Makassar bisa berkurang dengan pengelolaan yang tepat.
Baca Juga:Â Hadiri Halalbihalal KKT Jeneponto, Danny Pomanto Akui Kekompakan Keluarga Turatea
“Saya kira teknologi manggot ini adalah sebuah teknologi yang kita uji di Makassar yang ternyata lebih bagus hasilnya dari daerah asalnya yaitu di Korea. Matahari sangat menentukan, di Makassar ternyata cocok. Kita akan segera menerapkan. Sampah di Makassar ini perlu di urai,” ucap Danny.
Kata Danny, kehadiran teknologi ini dapat membantu mengelolah sampah menjadi lebih bermanfaat.
“Satu hari Kota Makassar menghasilkan sampah sebanyak 1.200 ton dan didominasi oleh sampah makanan. Karena Makassar kan kota kuliner dan kehadiran teknologi ini saya pikir sangat membantu,” sebutnya.
Baca Juga:Â Danny Pomanto Gunakan Teknologi BSF Kelola Sampah Organik
Kapasitas satu alat teknologi bisa mengelola sampah makanan sebanyak 3 ton perhari. Harganya cukup fantastis, mencapai Rp 2 Milyar.
Sementara, Direktur Bank Sampah Makassar, Sahar menjelaskan output teknologi tersebut.
“Jadi sampah ini kita ambil dari restoran, toko-toko makanan dan sejenisnya dimasukkan ini,diolah dan hasilnya itu,diurai manggot selama 40 hari dan outputnya 90 persen menjadi pupuk organik,” ujarnya.
Baca Juga:Â Temui Wali Kota Makassar, USAID CCBO Incar Pengolahan Sampah
Tak hanya itu, kata Sahar, hasil dari teknologi food waste ini bisa menghasilkan berbagai macam produk kosmetik, dan minyaknya bisa jadi biosel.
“Di korea minyak hasil pengelolaan sampah makanan ini sangat berguna. Kelebihan dari adanya teknologi ini juga kota Makassar bisa membuat industrinya sendiri dengan memberdayakan masyarakat, karena manggot ini bisa di ekspor dan membuat sabun-sabun kecantikan,” pungkasnya. (cr/*)