MetroNewsNusantaraPariwisata

Fatmawati Rusdi Tinjau Lorong Wisata Ce’la-Ce’la di Bantabantaeng

MAKASSAR, NEWSURBAN.ID — Wakil Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi kembali blusukan mengunjungi beberapa Lorong Wisata. Kali ini giliran Lorong Wisata Ce’la-ce’la berlokasi di Jalan Andi Djemma Lr.5, Kelurahan Banta-bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kamis pagi (28/7/2022).

Dalam kunjungannya, Fatmawati Rusdi ingin memastikan hasil rapat koordinasi bersama seluruh OPD, Camat dan Lurah telah-dilaksanakan, yakni percepatan realisasi Lorong Wisata di 46 titik.

Nampak akses di sekitar lokasi sedang-dibenahi oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar. Ada galian untuk pengerjaan pemasangan pipa drainase persis di tengah jalan lorong tersebut.

Baca Juga: Fatmawati bersama KPU Makassar Bahas Pendidikan Politik Berbasis Lorong Wisata

“Ini PU sudah mulai bergerak,” ujar Fatmawati Rusdi yang didampingi Asisten II Pemerintah Kota Makassar, Rusmayani Madjid dan Asisten III Muhammad Mario Said.

Nampak pula petugas dari Dinas Koperasi dan UKM Makassar tengah melakukan pendataan berkoordinasi dengan Ketua RW dan RT setempat.

Fatmawati Rusdi juga mengeksplorasi potensi apa saja yang bisa-dikembangkan di lorong yang-dihuni 49 kepala keluarga ini.

Baca Juga: Kunjungi Lorong Wisata Amora, Wawali Fatma: Perhatikan Kemasan Jualan

Menanggapi hal tersebut, Lurah Banta-bantaeng Ady Mulyadi Jacub memaparkan bahwa di lorongnya terdapat penjual Coto. Dan sejumlah pelaku usaha kecil yang menjajakan aneka kue tradisional.

“Jadi di lorong kami itu ada Coto Fitri, yang bikin itu asli di lorong sini. Ada banyak penjaja kue-kue tradisional, bisa-disatukan kelompok wirausaha,” kata Ady Mulyadi.

Sementara itu, Asisten II Rusmayani Madjid menyarankan agar membudidayakan tanaman yang bisa-dijadikan bumbu dan bahan pelengkap usaha coto Makassar yang-dimiliki warganya.

Baca Juga: Fatmawati Rusdi Dorong Percepatan Lorong Wisata Jelang HUT RI ke-77

“Nanti koordinasi dengan DKP dan DP2 untuk penyediaan tanaman untuk pelengkapnya Coto supaya ditanam di lorong. Bawang goreng, dan rempah-rempah itu tinggal beli nanti di lorong. Jadi suplai langsung, tidak beli lagi di luar,” papar mantan Kadis Pariwisata Makassar ini.

Dengan begitu, kata Rusmayani, lorong ini berpotensi menjadi sentra bumbu Coto. Serasi dengan nama lorongnya Ce’la-ce’la, yang artinya garam (asin). Lagi pula jika serius, prospek bisnisnya potensial. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button