MAKASSAR, NEWSURBAN.ID — Dr Liu Thair Ker bercerita bagaimana Ia membangun Kota Singapura dalam transformasinya sejak tahun 1960 hingga akhirnya berhasil menjadi World Class City di tahun 1985.
Dari cerita itu, Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto merasa terinspirasi akan perjalanan pembangunan Singapura. Ia menganggap perjalanannya cukup memiliki-dinamika dan banyak pelajaran berharga.
Baca Juga:Â Hadiri Pemusnahan 940 Buah Sajam, Danny: Pembusuran di Makassar Berkurang
Danny terlihat begitu bersemangat menyimak penjelasan Dr Liu Thair Ker seorang Morrow Architects and Planners yang telah berhasil membangun Singapura. Ia hadir sebagai narasumber dalam forum Sustainable Smart City Programme in Indonesia di Hotel Gammara Makassar, Rabu (14/09).
Dr Liu Thair Ker mengungkapkan, ia membangun Singapura sejak tahun 1960. Meski banyak rintangan, ia akhirnya berhasil menjadikan Singapura World Class City pada 1985.
Baca Juga:Â Danny Pomanto Kumpulkan SKPD Bahas Strategi Pengendalian Inflasi, Segera Cari Sumbernya
“Transformasi dari tahun 1960 ke tahun 1985 dengan julukan kota dunia memiliki dinamika dan tantangan. Namun dengan konsep culture of planning yang-diimbangi dengan konsep kota ditambah dengan implementasi yang-dilakukan akhirnya Kota Singapura dapat bertransformasi hingga terlihat seperti sekarang,” beber planner Kota Singapura itu.
Menyimak pemaparan tersebut, Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengatakan ilmu yang-diberikan tadi begitu bermanfaat untuk membangun kota.
Baca Juga:Â Wali Kota Danny Bahas Perwujudan Smart City, Hadirkan Sejumlah Inovasi di Makassar
“Ini pelajaran mahal. Tadi kita melihat bagaimana perjalanan sebuah kota kecil yang-diubah menjadi kota berkelas, kota dunia dengan perencanaan yang menyentuh budaya tanpa melupakan konsep terkini dan sigap dalam pengaplikasian ide serta gagasan dalam sebuah tindakan. Ini yang perlu bahwa selalu harus ada bukti kerja,” terang Danny.
Peserta seminar ini bukan hanya dari ASN Pemerintah Kota Makassar sendiri, tapi ada juga perwakilan dari Pemkab Gowa dan Maros serta perwakilan dari universitas. (*)