GOWA, NEWSURBAN.ID — Kabupaten Gowa menjadi lokasi pengembangan peternakan ayam broiler dengan dihadirnya Pemanfaatan Kandang Ayam Close House Mappaselling Farm, di Dusun Kaballokang, Desa Moncongloe, Kecamatan Manuju. Dalam peresmian ini dihadiri langsung Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa, Kamsina mengatakan bahwa peternakan ayam ras di Kabupaten Gowa, baik ayam ras pedaging maupun ayam ras petelur telah berkembang pesat selama lima tahun terakhir.
Pasalnya, ayam ras tipe pedaging atau ayam broiler atau yang lebih populer dengan nama ayam potong populasinya sudah mencapai 2.100.000 ekor pada 2022. Nilai itu belum termasuk dengan pengembangan peternakan yang baru dikelola ini.
Baca Juga:Â Harga Kebutuhan Pokok di Gowa Naik 10-20 Persen, Bupati Adnan Sebut Masih Wajar
“Jadi periode produksinya tergolong cepat yakni rata-rata sebanyak 6 kali setahun,” katanya di sela-sela peresmian, Rabu (22/3).
Kamsina menyebutkan, dengan populasi besar tersebut, Kabupaten Gowa dapat menghasilkan sekitar 17 juta ton karkas ayam potong dalam setahun jauh. Sementara penghasilan ini jauh lebih tinggi dari kebutuhan masyarakat di Kabupaten Gowa yang hanya sekitar 6,2 juta ton pertahun. Hal ini menandakan bahwa terjadi surplus sekitar 10,8 juta ton ayam potong per tahun.
“Kondisi ini pun telah memberikan kontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Sulawesi Selatan khususnya pelanggan terbesar Kota Makassar,” ungkapnya.
Baca Juga:Â Bangga Resmikan Mappaseling Farm, Mentan SYL Sebut Dapat Membantu Pangan Berkualitas
Lanjutnya, perkembangan populasi ayam broiler tidak terlepas dari penerapan tekhnologi pemeliharaan unggas secara modern. Yang tercipta melalui kerjasama antara pihak swasta dengan peternak yang lebih di kenal dengan nama kemitraan.
“Kami sangat senang dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para investor agar dapat ambil bagian mengembangkan peternakan ayam broiler di Kabupaten Gowa. Apalagi hampir 100 persen peternak ayam di sini di kelola dalam bentuk kemitraan yang berarti peternakan mandiri sudah tidak ada lagi,” ujarnya.
Dia juga menekankan bahwa perjanjian kerjasama kemitraan ayam potong antara perusahaan inti dengan peternak plasma hendaknya di dasari prinsip-prinsip kerjasama yang saling menguntungkan.
Baca Juga:Â Danny Pomanto Puji Peternakan Ayam Modern Milik Farouk M Betta
“Kami sadari ada celah manajerial dan teknis peternakan ayam potong yang tidak berimbang antara perusahaan inti dengan peternak plasma. Sehingga berdasarkan aturan main unsur pemerintah yakni Dinas Peternakan harus hadir minimal mengetahui isi perjanjian kerjasama itu. Karena fungsi pemerintah hadir sebagai regulator dan melindungi para pihak,” jelas Kamsina.
Sementara, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, bahwa persoalan pangan menjadi hal kebutuhan nomor satu saat ini. Sebab, ketahanan pangan sangat identik dengan ketahanan negara.
“Hari ini adalah salah satu upaya dari sebuah sektor swasta yang berkomitmen untuk menyiapkan protein hewani. Dan seperti kita ketahui ayam dan telur adalah protein hewani yang termurah dan mudah di dapat. Tentunya selain ikan dan sayur-sayuran tetapi secara nasional ayam dan telur adalah sumber protein yang termurah saat ini,” ujar Syahrul.
Lebih lanjut, berbicara budidaya peternakan yang menjadi kunci utama yang kita lakukan adalah bagaimana membuat usaha itu efisien. Salah satu yang bisa membuatnya efisien yaitu dengan tekhnologi, inovasi dan hari ini Mappaselling Farm telah membuat tekhnologi dan inovasi tersebut.
Baca Juga:Â Jelang Ramadan, Pemkab Gowa Gelar Pasar Tani, Warga Berburu Sembako Murah
“Closed house adalah salah satu teknik modern yang ada untuk pemeliharaan ayam secara efisien baik itu ayam petelur maupun ayam peternak. Kurang lebih efisiensinya sampai 30 persen di banding dengan kandang yang terbuka. Kemudian adalah tingkat mortalitas atau kematian ini juga menentukan tingkat keuntungan dari sebuah usaha peternak. Dan ketiga adalah nilai tambah yang masuk dengan yang di hasilkan harus seimbang dan harus untung. Dan Closed House adalah jawabannya,” tutur SYL.
Di kesempatan yang sama, Direktur Mappaseling Farm House, Farouk M. Beta mengatakan bahwa tujuan dia mengembangkan usaha ini di Kab. Gowa karena pihaknya mempunyai niat tulus untuk berkontribusi kepada pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat.
“Kami beserta manajemen Farm House bertekad untuk memajukan dan mengembangkan usaha ini karena peternakan ini harus maju. Masyarakatnya juga harus maju. Sehingga negara pun harus tercukupi kebutuhan pangannya,” ungkapnya.
Sekadar di ketahui usaha kandang ayam potong ini berada diatas tanah dengan luas kurang lebih 1,1 hektar. Di dalamnya terdapat 2 kandang ayam yang bertingkat dua berukuran 120 x 16 Meter. Kapasitas daya tampungnya ayam 120.000 ekor ayam. (vh/up)