MAKASSAR, NEWSURBAN.ID — Realisasi pendapatan PD Pasar Makassar Raya (PD Pasar) merugi Rp700 juta. Atas kondisi itu, Komisi B DPRD Kota Makassar minta Wali Kota Makassar mengganti Direktur Utama perusahaan daerah tersebut.
Komisi B DPRD Kota Makassar mengklaim telah melaksanakan monitoring dan evaluasi (Monev) Triwulan II 2023 untuk PD Pasar.
Hasilnya, selama periode hingga Juni mengalami PD Pasar merugi Rp700 juta atau tepatnya Rp730.494.062. Rinciannya, Triwulan I kerugian sebesar Rp260.984.890. Triwulan II kerugian sebesar Rp469.509.560.
Baca Juga: Dirut Perumda Pasar Karya Pantau Stabilitas Harga di Pasar Pabaeng-baeng Makassar
Ketua Komisi B DPRD Makassar Erick Horas membenarkan hal tersebut. Kata dia, data itu berdasarkan hasil monev triwulan II 2023. Di mana, Direksi PD Makassar selama menjabat hanya mengalami kerugian keuangan hingga Rp700 juta.
“Hasil monev ini membuktikan mereka tidak mampu bekerja. Kita minta ganti-dirutnya, karena dia yang bertanggungjawab. Daripada di biarkan begini terus mending di ganti,” tegas Erick Horas, saat ditemui usai rapat Monev Triwulan II 2023 di Ruang Komisi B DPRD Makassar, Sabtu (15/7).
Terpisah, Anggota Komisi B DPRD Kota Makassar Budi Hastuti mengatakan, hasil monev ini menjadi penegasan kinerja suatu instansi atau perusda Kota Makassar. Ia tak habis pikir PD Makassar Raya mengalami kerugian sementara banyak titik-titik pasar yang menjadi sumber pendapat.
“Saya kira ini hal aneh, kenapa merugi dari Januari sampai Juni 2023. Mereka apa kerjanya,” ungkap Budi Hastuti.
Baca Juga: Suguhan Kue Tradisional Perumda Pasar Makassar-Diminati Peserta Pameran Apeksi XVI
Politisi Fraksi Gerindra ini mengatakan, salah satu kendala yang-disebutkan jajaran-direksi tak masuk akal terkait adanya beban anggaran dalam pembangunan Blok B Pasar Sentral. Sebab, proyek itu hasil dari kontribusi pedagang untuk membangun lapak.
“Banyak pasar bisa di Makassar tapi kenapa merugi terus. Apakah dia kerja,” ucapnya.
Berdasarkan laporan keuangan neraca Triwulan II 2023 pendapatan PD Pasar Makassar Raya mencapai Rp4.035.380.696. Sementara biaya yang harus-dikeluarkan total Rp4.504.890.257. Artinya ada kerugian Rp469.509.561. Data itu bahkan telah-diteliti Konsultan Keuangan Perumda Pasar Prof Asri Usman. (*)