Wapres Filipina Sara Duterte Ancam Bunuh Presiden Bongbong dan Istrinya
FILIPINA, NEWSURBAN.ID – Suhu politik Filipina memanas. Wakil Presiden (Wapres) Filipina, Sara Duterte secara terbuka ancam akan bunuh Presiden Filipina Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos Jr dan istrinya, Sabtu (22/11).
Wapres Sara Duterte mengaku bahwa ia telah berbicara dengan seorang pembunuh bayaran. Dan menginstruksikan untuk membunuh Marcos, istrinya, dan Ketua DPR Filipina jika ia terbunuh.
Melansir CBC News, ancaman publik yang terang-terangan dari Wapres Sara Duterte, bukanlah sebuah lelucon. Sekretaris Eksekutif Lucas Bersamin pun tengah mengambil tindakan serius, terkait ancaman itu.
Sara Duterte menegaskan pernyataan itu, menanggapi seorang warganet yang memintanya untuk tetap aman. Dia katakan bahwa Sara Duterte berada di wilayah musuh di ruang bawah Kongres bersama kepala stafnya. Namun, Sara Duterte tak menyebutkan adanya dugaan ancaman terhadap dia.
Baca Juga: Konjen Filipina Terkesan dengan Makassar, Marry Jennifer ke Danny Pomanto: Saya Akan Kembali!
Melihat pernyataan Sara Duterte, Komando Keamanan Presiden segera meningkatkan keamanan Marcos. Dan mengatakan pihaknya menganggap ancaman Warpres Filipina Sara Duterte sebagai masalah keamanan nasional.
Pasukan keamanan mengatakan bahwa mereka telah berkoordinasi dengan lembaga penegak hukum untuk mendeteksi, menghalangi. Dan, mempertahankan diri dari segala ancaman terhadap presiden dan keluarga presiden.
Sebelumnya, Marcos mencalonkan diri bersama Duterte sebagai calon wakil presidennya dalam pemilihan umum Mei 2022. Dan keduanya menang telak dalam kampanye yang menyerukan persatuan nasional.
Namun, kedua pemimpin dan kubu mereka dengan cepat berselisih pendapat karena perbedaan-perbedaan Utama. Termasuk dalam pendekatan mereka terhadap tindakan agresif Tiongkok di Laut Cina Selatan yang-disengketakan.
Sara Duterte pun mengundurkan diri dari Kabinet Marcos pada bulan Juni. Ia mundur dari jabatan Menteri Pendidikan dan Kepala Badan Antipemberontakan.
Baca Juga: Danny Pomanto Ajak Konsulat Jenderal Filipina Tampil di Festival F8
Seperti ayahnya, mantan Presiden Rodrigo Duterte, Terkait hal ini. Wapres Filipina tersebut menjadi pengkritik vokal Marcos, istrinya Liza Araneta-Marcos dan Ketua DPR Martin Romualdez, sekutu dan sepupu presiden.
Sara Duterte menuduh mereka melakukan korupsi, inkompetensi dan secara politik menganiaya keluarga Duterte dan para pendukung dekatnya.
Kecaman terbarunya,dipicu oleh keputusan anggota DPR yang bersekutu dengan Romualdez dan Marcos untuk menahan kepala stafnya, Zuleika Lopez. Zuleika Kubu Marcos menuduh Lopez menghalangi penyelidikan kongres atas kemungkinan penyalahgunaan anggarannya sebagai Wakil Presiden dan Menteri Pendidikan.
Lopez kemudian,dipindahkan ke rumah sakit setelah jatuh sakit dan menangis ketika mendengar rencana untuk mengurungnya sementara di penjara wanita.
Dalam konferensi pers daring, Sara Duterte yang marah kepada Marcos. Dalam pernyataan yang penuh sumpah serapah, Sara Duterte menuduh Presiden Marcos tidak kompeten sebagai presiden dan pembohong, bersama istrinya dan ketua DPR.
Baca Juga: Ferdinand Marcos Jr, Presiden Terpilih Filipina Janji Tegakkan Keputusan Internasional di Laut China Selatan
Tentang kekhawatiran atas keamanannya, pengacara berusia 46 tahun itu mengisyaratkan ada rencana yang tidak-disebutkan untuk membunuhnya.
“Jangan khawatir tentang keamanan saya, karena saya sudah berbicara dengan seseorang. Saya katakan ‘jika saya terbunuh, Anda akan membunuh BBM (Bongbong Marcos), Liza Araneta (istri Presiden BBM), dan Martin Romualdez (Ketua DPR). Ini tidak main-main, tidak main-main,” kata Sara Duterte.
“Saya sudah memberi perintah, ‘Jika saya mati, jangan berhenti sebelum Anda membunuh mereka.’ Dan dia berkata, ya,” ungkap Sara.
Berdasarkan hukum pidana Filipina, pernyataan publik semacam itu, dapat merupakan kejahatan. Mengancam untuk melakukan kesalahan pada seseorang atau keluarganya dan dapat terkena hukum dengan hukuman penjara dan denda.
Di tengah perpecahan politik, kepala militer Jenderal Romeo Brawner mengeluarkan pernyataan. Ia menjaminan bahwa Angkatan Bersenjata Filipina yang beranggotakan 160.000 orang akan tetap nonpartisan dengan rasa hormat yang sebesar-besarnya terhadap lembaga demokrasi dan otoritas sipil Filipina.
Baca Juga: Ekspor Perdana 2023, 6.150 Ton Jagung Sulsel Masuk Pasar Filipina
“Kami menyerukan ketenangan dan tekad. Kami tegaskan kembali perlunya kita bersatu melawan mereka yang akan mencoba memutuskan ikatan kita sebagai orang Filipina,” kata Brawner.
Sara Duterte adalah putri dari pendahulu Marcos, Rodrigo Duterte. Rodrigo Duterte, yang antinarkoba keras erhadap pembernatasan narkoba yang ditegakkan oleh polisi saat ia menjadi wali kota dan kemudian sebagai presiden menyebabkan ribuan tersangka narkoba kelas teri tewas dalam pembunuhan yang telah diselidiki oleh Pengadilan Kriminal Internasional sebagai kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Mantan presiden tersebut membantah telah mengizinkan pembunuhan di luar hukum berdasarkan tindakan kerasnya tetapi telah memberikan pernyataan yang saling bertentangan. Ia mengatakan kepada penyelidikan publik Senat Filipina bulan lalu bahwa ia telah memelihara pasukan pembunuh gangster untuk membunuh penjahat lain saat ia menjadi wali kota kota Davao selatan. (*)