NewsPolitikSulsel

Danny Pomanto, Pemimpin dengan Visi yang Melampaui Zamannya

Oleh: Asri Tadda (Ketua DPW Gerakan Rakyat Sulawesi Selatan)

PEMILIHAN Gubernur Sulawesi Selatan 2024 telah usai. Mahkamah Konstitusi telah mengeluarkan putusan final, dan pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) resmi ditetapkan sebagai pemenang. Dengan jiwa besar, Danny Pomanto menerima hasil tersebut, menunjukkan kelasnya sebagai seorang pemimpin sejati yang lebih mementingkan kepentingan rakyat daripada ambisi pribadi.

Namun, satu hal yang tak bisa dihapus oleh keputusan politik adalah jejak kepemimpinan dan warisan gagasan yang telah ia bangun.

Danny Pomanto bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga seorang pemikir, inovator, dan arsitek perubahan yang telah membawa Makassar ke level yang jauh lebih tinggi.

Hari ini, jika ditanya siapa pemimpin dengan visi yang melampaui zamannya, saya tidak akan ragu menyebut nama Danny Pomanto sebagai salah satu yang sangat patut diperhitungkan.

Sarat Prestasi di Makassar

Sejak pertama kali terpilih sebagai Wali Kota Makassar, Danny Pomanto langsung bekerja dengan gagasan-gagasan besar yang menjadikan Makassar sebagai referensi tatakelola kota di Indonesia. Ia memahami bahwa masa depan kota tidak bisa dibangun dengan pola pikir lama.

Karenanya, dengan latar belakangnya sebagai arsitek dan perencana kota, ia mengombinasikan teknologi, kebijakan berbasis riset, serta pendekatan inovatif yang akhirnya membawa Makassar ke puncak kejayaannya.

Di bawah kepemimpinannya, Makassar menjadi kota pertama di Indonesia yang menerapkan konsep Metaverse Government, membawa sistem pemerintahan ke era digital dengan transparansi dan efisiensi yang lebih tinggi.

Tak hanya itu, program Lorong Wisata yang digagasnya menjadi bukti nyata bahwa pembangunan tidak hanya terfokus pada pusat kota, tetapi juga menjangkau masyarakat di tingkat akar rumput. Dengan program ini, lorong-lorong yang dulu terabaikan kini menjadi pusat ekonomi baru, menggerakkan UMKM, dan memperindah wajah kota dengan konsep urban tourism.

Smart City yang sering menjadi jargon di berbagai daerah benar-benar diwujudkan di Makassar. Danny Pomanto tidak sekadar berbicara tentang digitalisasi, tetapi menerapkannya dalam berbagai aspek, dari sistem pelayanan publik yang lebih cepat dan transparan, hingga pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan untuk pemantauan kota.

Selama sepuluh tahun kepemimpinannya, berbagai inovasi yang ia jalankan tidak hanya mendapat apresiasi nasional, tetapi juga menarik perhatian dunia. Tak kurang dari 417 penghargaan telah diterima Makassar di bawah kepemimpinannya, menjadikannya salah satu kota dengan penghargaan terbanyak di Indonesia.

Keberhasilannya dalam menata kota bahkan membuatnya sering diundang sebagai pembicara di forum-forum internasional. Ia mewakili Indonesia di berbagai konferensi global, berbagi pengalaman dan strategi yang telah ia terapkan di Makassar kepada para pemimpin dunia.

Fakta bahwa seorang wali kota dari Indonesia Timur bisa menjadi rujukan bagi dunia menunjukkan betapa luar biasanya kepemimpinan Danny Pomanto. Ia bukan sekadar pemimpin lokal, tetapi figur yang dihormati di level global.

Toleransi dan Harmoni

Salah satu ciri kepemimpinan Danny Pomanto yang jarang disorot tetapi sangat fundamental adalah bagaimana ia menjaga harmoni antarumat beragama di Makassar.

Kota ini dikenal sebagai rumah bagi beragam suku dan agama, dan selama dua periode kepemimpinannya, Makassar menjadi salah satu kota yang paling damai dan toleran di Indonesia.

Danny tidak hanya memastikan setiap kelompok agama mendapatkan hak yang sama, tetapi juga aktif mendorong kolaborasi lintas iman dalam berbagai kegiatan sosial dan kebudayaan. Perayaan hari besar agama di Makassar selalu berlangsung meriah dengan semangat kebersamaan yang tinggi.

Program seperti Safari Ramadan, perayaan Natal bersama, hingga dukungan penuh terhadap perayaan Nyepi dan Waisak menjadi bukti nyata bagaimana Danny Pomanto memandang semua warga sebagai bagian dari keluarga besar Makassar.

Kepeduliannya terhadap rumah-rumah ibadah juga luar biasa. Selama menjabat, ia memastikan pembangunan dan renovasi masjid, gereja, pura, dan vihara mendapat perhatian yang sama. Bahkan, ia sering turun langsung ke masyarakat, berbincang dengan tokoh agama, dan memastikan setiap komunitas merasa nyaman untuk beribadah.

Di bawah kepemimpinannya, Makassar bukan hanya berkembang dalam hal infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga menjadi kota yang tenteram, harmonis, dan penuh rasa saling menghargai.

Budaya dan Kearifan Lokal

Selain dikenal sebagai inovator, Danny Pomanto juga adalah sosok yang sangat peduli terhadap pelestarian budaya lokal. Baginya, kemajuan kota tidak boleh menggerus identitas dan nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi bagian dari jati diri Sulawesi Selatan.

Sepanjang kepemimpinannya, berbagai program kebudayaan terus ia dorong, mulai dari revitalisasi situs-situs bersejarah, festival budaya tahunan, hingga pemberian ruang lebih luas bagi seniman dan budayawan untuk berkarya.

Program seperti Makassar International Eight Festival & Forum (F8) menjadi salah satu festival budaya terbesar di Indonesia, yang tidak hanya menampilkan seni modern tetapi juga mengangkat kekayaan budaya lokal Sulawesi Selatan ke panggung dunia.

Kepekaannya terhadap budaya juga mendapat pengakuan dari komunitas adat dan kerajaan di Sulawesi Selatan. Hampir semua komunitas adat dan kerajaan di Sulsel telah menganugerahkan gelar kehormatan kepada Danny Pomanto, sebagai bentuk penghargaan atas perannya dalam menjaga, melestarikan, dan mengembangkan potensi budaya lokal.

Gelar-gelar adat ini bukan sekadar seremoni, tetapi cerminan bagaimana ia benar-benar diterima oleh berbagai kelompok budaya sebagai pemimpin yang memahami dan menghargai warisan leluhur.

Dengan kepemimpinannya, budaya Sulawesi Selatan tidak hanya tetap lestari, tetapi juga semakin dikenal di level nasional dan internasional.

Dekat dengan Insan Pers

Salah satu hal yang membedakan Danny Pomanto dengan banyak pemimpin lainnya adalah keterbukaannya terhadap media.

Ia bukan tipe pemimpin yang bersembunyi di balik protokoler ketat. Sebaliknya, ia adalah figur publik yang selalu berkomunikasi langsung dengan insan pers, tanpa sekat dan tanpa filter.

Setiap ada isu yang berkembang, Danny tidak pernah lari atau menghindar. Ia selalu siap memberikan klarifikasi dan menjelaskan secara gamblang kepada awak media.

Bahkan, banyak wartawan yang mengakui bahwa berbicara dengan Danny Pomanto adalah pengalaman yang unik—jawaban yang diberikan selalu berbobot, terstruktur, dan penuh wawasan, serta kadang, tak disangka-sangka.

Kedekatannya dengan media juga bukan sekadar strategi pencitraan. Ia memahami bahwa pers adalah pilar keempat demokrasi yang memiliki peran penting dalam mengawal jalannya pemerintahan.

Oleh karena itu, ia selalu memberi ruang bagi jurnalis untuk bertanya, mengkritik, bahkan berdiskusi dengannya secara terbuka.

Di berbagai kesempatan, ia juga sering mengundang insan pers untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan strategis pemerintahan, agar publik bisa mendapatkan informasi yang lebih transparan dan objektif.

Sikap ini menjadikannya salah satu pemimpin yang paling dihormati oleh kalangan jurnalis, baik di Makassar maupun di tingkat nasional.

Visi Global untuk Warga Lokal

Salah satu alasan saya menyebut Danny Pomanto sebagai pemimpin visioner adalah karena ia tidak hanya berpikir tentang membangun hari ini, tetapi juga menyiapkan masa depan. Dalam Pilgub Sulsel 2024, ia membawa gagasan besar yang belum pernah ditawarkan oleh pemimpin lain: Sulsel sebagai Global Food Hub.

Visi ini berangkat dari potensi Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah agraris dan maritim terbesar di Indonesia. Dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, Sulsel sebenarnya bisa menjadi pusat produksi, distribusi, dan ekspor pangan utama, bukan hanya untuk kebutuhan nasional, tetapi juga untuk pasar global.

Danny Pomanto melihat peluang besar ini dan merancang strategi konkret untuk menjadikannya kenyataan. Ia ingin membangun ekosistem pertanian, perikanan, dan peternakan yang terintegrasi dengan teknologi modern, mulai dari peningkatan produktivitas petani dan nelayan melalui mekanisasi, hingga membangun sistem logistik yang efisien agar produk-produk Sulsel bisa langsung masuk ke pasar internasional tanpa perantara yang merugikan petani.

Gagasan ini jauh melampaui pola pikir kebanyakan pemimpin daerah yang masih berkutat pada program-program sektoral tanpa visi jangka panjang. Danny melihat bahwa Sulsel memiliki potensi untuk menjadi kekuatan ekonomi global, dan ia telah menyiapkan langkah-langkah konkret untuk mewujudkannya.

Sayangnya, visi ini belum sempat dijalankan karena hasil Pilgub berkata lain. Namun, saya yakin bahwa ide besar ini tidak akan mati.

Kekalahan di Pilgub Sulsel 2024 bukanlah akhir dari perjalanan seorang Danny Pomanto. Sejarah telah mencatat bahwa pemimpin besar selalu lahir dari tantangan besar.

Baca Juga: Usai Putusan MK, Wali Kota Danny Langsung Telepon Andi Sudirman dan Appi Ucapkan Selamat

Jika Makassar bisa berubah menjadi kota modern, maju, dan inovatif dalam waktu singkat, maka Sulawesi Selatan pun suatu hari nanti bisa merasakan hal yang sama, jika dipimpin oleh orang yang tepat.

Danny Pomanto telah menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan sekadar tentang memegang jabatan, tetapi tentang meninggalkan jejak dan gagasan yang terus hidup.

Hari ini, mungkin Sulawesi Selatan belum berkesempatan menikmati kepemimpinannya. Tetapi, satu hal yang pasti: ide, visi, dan warisannya akan terus menginspirasi generasi berikutnya.

Makassar telah membuktikan bahwa seorang pemimpin dengan visi besar dapat mengubah wajah kota dan harapan warganya. Kini, tinggal menunggu waktu hingga Sulawesi Selatan benar-benar siap menerima perubahan besar yang lebih luas.

Dan ketika saat itu tiba, pemikiran Danny Pomanto akan menjadi referensi utama dan namanya akan kembali bergema sebagai pemimpin yang visinya benar-benar melampaui zamannya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button