Kunci Kebangkitan

Oleh: Syamril
MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – Hari ini 20 Mei 2025 bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke 117. Mengambil tema “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”. Tema ini menjadi seruan moral untuk seluruh elemen masyarakat agar terus bangkit dari berbagai tantangan, baik sosial, ekonomi, maupun lingkungan, demi mewujudkan Indonesia yang tangguh, adil, dan berkelanjutan.
Kunci pertama kebangkitan nasional pada 117 tahun lalu yaitu kesadaran akan pentingnya persatuan dan identitas nasional. Jika Indonesia ingin bangkit pada masa sekarang ini perlu ada kesadaran untuk kembali ke jalan yang benar sesuai Pancasila.
Sekarang ini pengamalan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah memudar dan hampir hilang. Lihatlah perilaku para elit di pemerintahan. Sebagian besar sibuk membela kepentingan pribadi, keluarga dan kelompok. Bukan membela kepentingan bangsa dan negara.
Slogannya bukan lagi “maju tak gentar membela yang benar”. Tapi berubah menjadi “maju tak gentar membela yang bayar”. Muncullah mafia di hampir semua bidang kehidupan. Mafia hukum, mafia gelar, mafia migas, mafia beras, mafia tanah, mafia pajak, dan jenis mafia lainnya. Semua tumbuh subur karena yang berlaku bukan sila pertama Pancasila “Ketuhanan yang Maha Esa”. Berlaku “Keuangan yang maha kuasa”.
Jika Indonesia ingin bangkit menuju Indonesia Emas 2045, perlu kesadaran untuk meniru semangat pengorbanan para pejuang kemerdekaan. Tidak harus mengorbankan jiwa dan raga. Cukup mengorbankan ego dan nafsu keserakahan. Seperti hikmah idul qurban dengan menyembelih hewan sebagai simbol memotong sifat-sifat kebinatangan yaitu egois, serakah, bertindak tanpa berpikir akibatnya.
Jika Indonesia ingin bangkit butuh kesadaran untuk meniru perilaku para pemimpin bangsa pada awal kemerdekaan. Lihatlah Bung Hatta yang digambarkan oleh Iwan Fals dalam lagunya “jujur, lugu dan bijaksana. Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa rakyat Indonesia”. Mari lihat kondisi pemimpin kita di era sekarang. Rasanya jujur telah menjadi barang langka. Buktinya korupsi semakin menggila. Bukan lagi milyaran tapi trilyunan.
Hidupkan kembali karakter “Bung Hatta” dalam diri para pemimpin. Jika pemimpin telah menjadi teladan, maka rakyat akan mengikuti. Jika sebagian besar telah menjadi manusia jujur dan bijaksana maka kebangkitan pasti akan terwujud. Bung Hatta juga dikenang sebagai pemimpin yang sederhana. Lirik lagu Iwan Fals menggambarkan “terbayang baktimu, terbayang jasamu. Terbayang jelas jiwa sederhanamu”.
Mari lihat kehidupan para elit khususnya pejabat, politisi dan lain sebagainya. Apakah masih banyak yang berjiwa sederhana? Ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Sangat sulit menemukan pemimpin yang berjiwa sederhana. Adanya yang berjiwa mewah, suka foya-foya dan pesta pora. Untuk memenuhinya rakyat pun jadi korban. Menghalalkan segala cara untuk memenuhi gaya hidup. Korupsi pun menjadi budaya.
Jika Indonesia ingin bangkit kembali, mari hidupkan iman dan taqwa kepada Allah dalam diri. Kesadaran bahwa manusia diciptakan oleh Allah untuk tujuan mulia. Beribadah dan menjadi khalifah. Menjadi pemimpin yang memberi manfaat untuk diri sendiri, orang lain dan alam raya. Melakukan perbaikan bukan berbuat kerusakan di muka bumi. Meraih kebahagiaan dengan berbagi dan memberi untuk membahagiakan orang lain, bukan mengorbankan orang lain.
Berbekal kesadaran (awareness) bersama untuk meninggalkan segala perilaku yang tidak sesuai dengan Pancasila, lahir keinginan (desire) yang kuat untuk melakukan perubahan pada diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Perubahan berbasis pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability) dan penguatan (reinforcement) menjadi lebih baik pada segala aspek kehidupan untuk menyambut Indonesia Emas 2045.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional ke – 117. “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”.