Sistem Pengelolaan Sampah Banyumas di Desa Baruga Mulai Uji Coba

LUWU TIMUR, NEWSURBAN.ID — Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Sulsel, mulai mengimplementasikan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) Desa Baruga, Kecamatan Towuti.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari studi tiru ke Yogyakarta, Banyumas, dan Bandung yang dilakukan sebelumnya.

Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, meninjau langsung kesiapan fasilitas TPS3R Baruga dan memastikan alat pemilah sampah otomatis (belt conveyor) yang baru didatangkan sudah siap digunakan.

“Mesin sudah tiba, tempatnya juga sudah tersedia. Kita akan mulai uji coba sistem Banyumas di sini,” kata Irwan.

Baca juga: Bupati Irwan Fokus pada Teknologi RDF dan Model TPS3R Sistem Pengelolaan Sampah

Model yang diadopsi mengintegrasikan pemilahan sampah rumah tangga, produksi kompos, budidaya maggot, dan pengolahan plastik menjadi paving block.

Pemerintah daerah akan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di tiap desa untuk mengelola sistem ini, lengkap dengan pelatihan dan dukungan sarana kerja seperti motor pengangkut sampah.

Irwan menegaskan bahwa keberhasilan sistem ini bergantung pada pelibatan aktif masyarakat. Selain menjaga kebersihan lingkungan, masyarakat juga akan memperoleh manfaat ekonomi dari kegiatan pengelolaan sampah.

Baca juga: PKK Luwu Timur Luncurkan Gerakan Edukasi Sampah Berbasis Keluarga

Dalam kunjungan tersebut, turut hadir Direktur External Relations PT Vale Indonesia, Endra Kusuma. Ia menyatakan kesiapan perusahaannya untuk menjadi off-taker RDF (Refused Derived Fuel) dari TPS3R yang memenuhi standar, sebagai alternatif pengganti batu bara di pabrik smelter milik PT Vale.

“Kami siap menampung RDF sebagai bentuk komitmen industri terhadap lingkungan,” ujar Endra.

Ia menambahkan bahwa PT Vale sedang menyiapkan teknologi RDF skala industri yang akan mulai-dioperasikan pada awal 2026.

Pemkab Luwu Timur juga berencana mengadopsi teknologi insinerator efisien dari Bandung serta pendekatan partisipatif dari Yogyakarta untuk disesuaikan dengan kondisi lokal.

Baca juga: Pemkab Lutim Datangkan Mesin Pemilah Sampah dari Banyumas

Langkah selanjutnya, pemerintah daerah akan menggelar sosialisasi dan pelatihan secara bertahap di sejumlah kecamatan. Mulai dari Towuti dan Tomoni. Setiap zona layanan di targetkan memiliki minimal satu TPS3R aktif berbasis pemberdayaan masyarakat.

Selain itu, pelatihan pengelolaan maggot, pembuatan kompos, dan paving block akan-diberikan kepada KSM desa. Serta melibatkan PKK dalam edukasi rumah tangga mengenai pemilahan sampah. (***)

Exit mobile version