
MAKASSAR, NEWSURBA.ID – Pemerintah Kota Makassar bersama Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulawesi Selatan melakukan pertemuan strategis guna membahas percepatan akses sambungan air bersih dari PDAM khususnya di wilayah utara dan timur kota.
Pertemuan ini membahas sejumlah kendala teknis di lapangan, terutama terkait penempatan jaringan pipa pada badan jalan nasional.
Serta menyepakati solusi agar proses distribusi air bersih bisa segera berjalan tanpa mengganggu infrastruktur jalan yang sudah ada.
Baca Juga:Â Wawali Makassar Harap PWG Jadi Layanan Kesehatan, Jangkau Semua Masyarakat
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan kebutuhan air bersih di wilayah timur dan utara kota sebagai salah satu prioritas pembangunan tahun pertama kepemimpinannya.
“Ada dua titik penting yang sedang kita fokuskan, yakni di Tallo dan Parangloe. Ini untuk menjawab kebutuhan air di wilayah timur dan juga utara kota,” ujar Appi sapaan akrab Wali Kota Makassar.
Appi mengatakan salah satu penyesuaian penting adalah pergeseran jalur pipa dari bahu jalan ke bawah saluran, demi keamanan dan kemudahan perbaikan.
Baca Juga:Â Aliyah Mustika Ilham Apresiasi Badan Usaha Peduli Kesehatan Pekerja di Makassar
Sementara, Kepala BBPJN Sulawesi Selatan, Asep Syarif Hidayat, menyampaikan komitmennya untuk terus menjaga sinergi dengan Pemerintah Kota Makassar dalam penataan infrastruktur.
Termasuk dalam pemanfaatan lahan dan pembangunan jaringan air bersih oleh PDAM.
“Alhamdulillah, sinergi selama ini baik. Kami bertanggung jawab dalam hal infrastruktur. Kami tidak melarang pemanfaatan, asalkan mengikuti regulasi yang berlaku,” ujar Asep.
Baca Juga:Â Pemkot Makassar Pangkas Iuran Sampah, Warga Miskin Gratis
Asep juga menambahkan bahwa proses dapat dilanjutkan jika pihak PDAM menyelesaikan jaminan pelaksanaan pekerjaan serta izin prinsip.
Permohonan perizinan terkait proyek PDAM di Makassar telah diterima dan sedang dalam proses evaluasi.
Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan program percepatan distribusi air bersih dapat segera terealisasi untuk warga di daerah tersebut, terutama memasuki musim kemarau.
“Jadi tinggal metode kerja yang akan kita bahas bersama,” tutupnya. (*)