NewsNusantaraSulteng

Sejarah Terungkap, Konsep Nusantara Sis Al-Jufrie Sudah Diterapkan Sebelum Deklarasi Djuanda

TERNATE, NEWSURBAN.ID — Konsep Nusantara Sis Al-Jufrie di klaim sudah-diterapkan sebelum H Djuanda mendeklarasikan konsep tersebut. Hal itu, di ungkap sejumlah narasumber Seminar Nasional Pengusulan Sayyid Idrus Bin Salim Aljufri yang-diselenggarakan Institut Agama Islam Negeri Ternate dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara, Selasa (06/09/2022). Seminar nasional itu, mengangkat tema “Sayyid Idrus Bin Salim Aljufrie (Guru Tua) Meneroka Jalan Literasi Multikultural.

Kepala Perpustakaan Nasional Syarif Bando menyampaikan bahwa Habib Idrus bin Salim Aljufri sudah mengenal betul bahkan sudah menggalakkan konsep kenusantaraan dalam perjuangannya. Konsep Nusantara Sis Al-Jufrie, jauh sebelum deklarasi Juanda di dengungkan.

“Meski konsep wawasan Nusantara baru lahir jauh setelah masa perjuangan Sayyid Idrus bin Salim AlJufri, tepatnya ketika deklarasi Djuanda di dengungkan pada 1957. Tetapi sebetulnya dasar-dasar konsep ini sudah-dikenal betul. Bahkan sudah dia galakkan ketika untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Indonesia pada 1922 dan mulai mendirikan lembaga pendidikan Al-Khairat pada 1930” ujar Syarif Bando, di Ternate, 6 September 2022.

Baca Juga: Gubernur Sulteng Ingin Guru Tua jadi Pahlawan Nasional

Lebih lanjut Syarif Bando menggambarkan keberhasilan Sayyid Idrus membangun pondasi sosial-Kultural di Indonesia melalui pendidikan bahkan sebagai upaya menanamkan semangat perjuangan melawan kolonial Belanda.

“Belanda sempat menuding Sayyid Idrus mendirikan banyak cabang Al-Khairaat sebagai upaya mempengaruhi rakyat untuk membenci pemerintah kolonial Belanda, Pihak pemerintah kolonial sempat menyita kitan-kitab yang diajarkan di Al-Khairaat dan berusaha untuk untuk menutup madrasah ini” kata Syarif Bando.

Sejalan dengan hal tersebut Walikota Palu H. Hadianto Rasyid, menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Palu sangat mendorong serta mengharapkan Habib Idrus Bin Salim Aljufri dapat di kukuhkan sebagai Pahlawan Nasional.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai Pahlawannya, merujuk hal tersebut Pemerintah Kota Palu menyambut pengusulan Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional karenanya kami sangat mendorong Habib sayyid Idrus Bin Salim Al Jufri atau orang Tua kita Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional” ujar Hadianto.

Baca Juga: Pemkot Palu Kawal Usulan Habib Sayid Idrus bin Aljufri sebagai Pahlawan Nasional

Hadianto juga menjaskan bahwa jejak kepahlawanan Guru Tua tidak dapat-diragukan lagi. Dampaknya secara nasional, bahkan dapat di rasakan manfaatnya sampai saat ini khususnya di bidang pendidikan.

“Tracking atau jejak perjuangan Guru Tua tidak dapat-diragukan dampaknya secara nasional di bidang pendidikan. Sehingga buah perjuangan tersebut dapat kita rasakan manfaatnya hingga saat ini. Semoga dengan upaya pengusulan Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional semakin memperkuat eksistensi lembaga Alkhairat di lingkungan masyarakat. Serta dalam rangka memajukan pendidikan di wilayah Indonesia Timur,” tutup Hadiyanto.

Dalam kesempatan tersebut Wali Kota Ternate, Tauhid Soleman menyampaikan bahwa Sayyid Idrus Bin Salim Aljufri sosok pendidik. Bukan hanya milik Sulawesi Tengah tetapi juga menjadi kecintaan masyarakat Maluku, khususnya Ternate.

“Alkhairat selalu melekat dalam diri setiap masyarakat Ternate, memberikan penguatan keislaman. Yang benar-benar menyentuh pada sosio-kultur masyarakat Ternate,” ujar Tauhid

Ia kemudian mempertegas bahwa semangat untuk mengembangkan sumber daya manusaia di Ternate, benar-benar terinspirasi dari pendidikan Alkhairaat l. Serta gaya kepemimpinan dari Sang Guru Tua Sayyid Idrus bin salim AlJuifri.

Sementara itu, Dosen UIN Palu Dr. Gani Jumat menyampaikan bahwa Ibu Guru Tua adalah asli warga negara Indonesia. Ia berasal dari Wajo Sengkang, Sulawesi Selatan.

“Jiwa kebangsaan Guru Tua adalah Proses genetik dari gen Ibunya yang sangat Indonesia. Karena itu, sejak kedatangannya membuka Madrasah Alhairaat. Dan pelaksanaan Muktamar Alkhairat I pada tahun 1956, Guru Tua tidak pernah mempersoalkan Pancasila sebagai dasar negara,” ujar Gani.

Seminar nasional tersebut,dilaksanakan secara hybrid di auditorium IAIN Ternate yang di buka Gubernur Maluku Utara, K.H Gani Kasuba. (ysf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button