JAKARTA, NEWSURBAN.ID β Aktivitas pabrik atau manufaktur China merosot tajam ke level terendahnya sejak Februari 2020 lalu, ketika pandemi covid-19 merebak. Kondisi ini, memperburuk perekonomian China yang terpukul sejak pandemi Covid-19 muncul pertama kali di negara itu.
Biro Statistik China melansir, mengutip AFP, Sabtu (30/4), Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur berada di level 47,4 pada April 2022. Indeks di bawah 50 biasanya mencerminkan kontraksi dalam pertumbuhan.
Baca Juga:Β Selama 10 Bulan, Ekspor Sulsel Tembus Rp 16,19 Triliun
Biro Statistik menyebut telah indeks menunjukkan terjadinya penurunan produksi dan permintaan yang semakin dalam karena kebangkitan kasus covid-19.
Di ketahui, China tengah menerapkan penguncian wilayah (lockdown) di lebih dari 12 kota sejak lonjakan kasus covid-19. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda China akan melonggarkan mobilitas.
Baca Juga:Β Presiden Biden Sebut Jakarta dalam Ancaman Besar Bikin Heboh
Penurunan aktivitas pabik, terutama terlihat di wilayah timur Shanghai. Menurut pejabat setempat, sekitar 25 juta penduduk megacity itu ‘dikurung’ di dalam rumah selama sebulan terakhir.
Kebangkitan kasus covid-19 di China telah mengganggu rantai pasokan. Pengemudi truk berkurang, sedangkan barang menumpuk di kontainer pelabuhan tersibuk di dunia.
Baca Juga:Β Selama 10 Bulan, Ekspor Sulsel Tembus Rp 16,19 Triliun
“Penurunan produksi dan permintaan semakin melebar,” ujar Ahli Statistik Senior NBS Zhao Qinghe dalam pernyataan resmi terkait manufaktur China merosot dua tahun belakangan. (bs/cr)