EkonomiMetroNews

Investor Jepang Temui Danny Pomanto Bahas Teknologi Pengurangan Resiko Bencana

MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menerima kunjungan IMV Corporation, investor asal Jepang, di Kediaman Pribadinya Jalan Amirullah, Senin (11/12/2023).

Pertemuan tersebut membahas terkait dengan pengurangan resiko bencana khususnya di Kota Makassar.

IMV Corporation merupakan perusahaan dari Jepang yang bergerak di bidang manufacturing sensor seismometer untuk manajemen smart infrastruktur.

Baca Juga: Danny Pomanto Senang Swasta Dukung Makassar Kota Festival Tepian Air

“Tadi kita bertemu dengan sebuah perusahaan terbaik soal sensor, terutama sensor perkotaan baik mengenai disaster atau bencana yaitu gempa dan sensor-sensor lain,” kata Danny Pomanto.

Dikarenakan Makassar bukan daerah rawan gempa, lanjut Danny Pomanto, pihaknya tetap tertarik menggunakan teknologi dari Jepang untuk memitigasi bencana banjir.

“Yang kita butuhkan karena kita bukan daerah gempa maka kita butuh sensor monitoring air. Agar air tidak ada yang tertumpa, sensor banjir, aliran air, dan sensor transportasi itu yang kita butuhkan sekarang,” ujarnya.

Jika teknologi ini terapkan, maka pihaknya akan memonitoring ketinggian air melalui Makassar Economic Virtual Center (Marvec).

“Bisa masuk di Marvecnya kita nanti. Jadi monitoringnya di sana,” tuturnya.

Baca Juga: Tekan Inflasi Jelang Nataru, Pemkot Makassar Bersama Pemprov Sulsel Cek Stok Gula dan Migor Langsung di Gudang

Kepala BPBD Kota Makassar Achmad Hendra Hakamuddin mengatakan berdasarkan kajian resiko bencana gempa dan tsunami di Kota Makassar sangat kecil.

“Namun dari konteks bencananya pak wali butuh teknologi yang bisa mengukur ketinggian air laut yang menurut jurnal terus meningkat. Sehingga kita bisa mengantisipasi hal-hal yamg menjadi dampaknya,” ungkapnya.

Hendra Hakamuddin menyebutkan kajian resiko bencana di Kota Makassar tertinggi yakni banjir. Sehingga berdasarkan arahan, BPBD di harap merancang Early Warning System (EWS) berbasis Water Level. Untuk mengukur ketinggian air di sungai atau anak-anak sungai yang berdampak banjir.

“Sehingga kita bisa dengan cepat mengetahui jika ada luapan air yang signifikan dan ini bisa memberikan waktu kepada kita untuk mengurangi dampak dari bencana,” tutup Hendra. (*)

Cek berita dan artikel lain di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button