NasionalNewsNusantaraPeristiwa
Trending

Egianus Kogoya Akui Dalang Pembantaian Warga Sipil di Nduga

# Klaim Tembak 10 Warga Non Papua dan Satu Pendeta Asli Papua, Alibi Intelejen Indonesia

TIMIKA, NEWSURBAN.ID — Egianus Kogoya akui dalang pembantaian warga sipil di Nduga (Ngolait), Papua pada Sabtu 16 Juli 2022. Selain menembak 10 warga sipil pendatang, Egianus bersama kelompoknya juga menembak satu warga Papua yang berstatus pendeta.

Salah satu pentolan sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang-dikenal paling sadis Egianus Kogeya mengakui sebagai dalang pembantaian 10 warga sipil di Nduga pada Sabtu, 16 Juli 2022.

Egianus dalam struktur TPNPB-OPM berpangkat Brigadir Jenderal dan menjabat Panglima Kodap III Ndugama, menuding 10 warga yang dia bantai adalah jaringan intelijen Indonesia.

Baca Juga: 10 Orang Tewas Di bantai KKB Papua, Tiga Warga Sulsel

“Kami tembak mati 10 orang intelijen Indonesia yang menyamar sebagai karyawan proyek dan penjaga kios serta melukai 2 orang,” katanya dalam pernyataan yang-dirilis Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengutip seputarpapua.com, Selasa (19/7/2022).

Selain itu, Egianus yang-didampingi Komandan Operasinya Pemne Kogeya ikut menembak mati seorang warga asli Papua yang belakangan-diketahui merupakan seorang pendeta bernama Elieser Baye (54).

Pada Sabtu pagi, beber Egianus, dia bersama kelompoknya mengibarkan bendera Bintang Kejora di Nogolait hingga sepanjang Bantas Batu. Ketika itulah, sebut dia, Pendeta Elieser kepergok bersembunyi merekam video.

“Kemudian dia merontak, sehingga kami mencurigai mata-mata, maka kami tembak mati di tempat,” katanya.

Baca Juga: Pemprov Sulsel Antar Warga Selayar Korban Penembakan KKB di Nduga Menuju Kampung Halamannya

Gerombolan bersenjata ini kemudian melanjutkan perjalanan dan kembali membantai 5 orang penjaga kios yang berjualan di sepanjang jalan Batas Batu.

“Mereka 5 orang itu anggota kami sudah pantau beberapa hari yang lalu, ternyata salah satu dari kios itu mereka pegang pistol, akhirnya kami tembak,” klaim Egianus.

Tak sampai di situ. Kelompok barbar ini juga menghadang truk yang melintas dan memberondong tembakan ke arah 4 orang penumpang yang merunduk dalam truk tersebut.

“Jadi begitu kami sudah kuasai jalan batas batu di Nonggolaid dan satu truk lewat kami tahan dan periksa. Ternyata ada 4 orang merunduk dalam truk dan mencurigakan. Akhirnya kami tembak 4 orang itu. Sudah pasti anggota yang menyamar,” tudingnya.

Baca Juga: Gubernur Sulsel Fasilitas Kepulangan Korban Penembakan KKB Papua ke Makassar

Selanjutnya, Egianus bersama kelompoknya menghadang satu truk lagi kemudian menembak pengemudi hingga tewas. Ia tak merinci berapa orang dalam truk tersebut.

“Kami jalan terus sepanjang jalan batas batu, sekitar jam 15.30 sore 1 orang lagi kami dapat di jalan dan kami tembak. Jadi hari Sabtu itu kami tembak 11 orang dan 1 orang masyarakat kami karena dia ambil gambar,” bebernya.

Ada pun para korban pembantaian telah dievakuasi ke Timika, termasuk satu korban luka yang kini tengah menjalani perawatan di RSUD Mimika. Sementara jenazah Pdt. Elieser Baye dimakamkan di Kenyam, Nduga.

Baca Juga: Prajurit Marinir TNI AL Gugur-Diserang KKB di Nguda Papua, Lantamal VI Gelar Doa Bersama

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI menyatakan perbuatan para pelaku sebagai kejahatan luar biasa, sadistis dan tidak manusiawi.

Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey mengatakan, aksi KKB itu tidak berperikamusiaa. Mereka menyerang warga sipil secara membabi buta membantai. Dan, itu sudah terjadi berkali-kali mereka lakukan.

“Ini pelanggaran berat dan dikategorikan kejahatan luar biasa. Kekerasan keji ini harus-diusut aparat penegak hukum. Pembantaian ini juga pernah terjadi di tahun 2018 oleh kelompok yang sama,” kata Ramandey. (bs/ar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button