NewsNusantaraSulsel
Trending

Anggaran Cekak, Kepala Desa Kalosi Lutim Utamakan Program Prioritas

MAKASSAR, NEWSURBAN.ID — “Dampak pandemi ikut berimbas pada anggaran belanja di desa kami. Karena itu, kami harus membuat perencanaan matang dengan mengutamakan program priotas,” kata Bakry, Kepala Desa Kalosi, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur di Hotel Swiss-Belinn, Kota Makassar belum lama ini.

Menurutnya, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan belahan dunia ikut berimbas pada pembangunan desanya. Dampaknya, cukup terasa pada belanja fisik.

Dengan anggaran cekak (minim) ia harus membuat skala prioritas. “Yang sangat penting dan urgen kita prioritaskan. Seperti,” katanya.

Baca Juga: Siasati Anggaran Minim dan Kebutuhan Besar, Kepala Desa Timampu Mampu Menggerakkan Pembangunan Desa di Masa Pandemi

Cekaknya belanja fisik untuk desa, akibat kemampuan belanja negara merosot dampak pembatasan berbagai aktivitas sosial. Pemerintah harus melakukan efiensi. Pemerintah melakukan pengiritan belanja, mulai Kementerian dan Lembaga, sampai sampai ke desa.

Pengiritan belanja pemerintah ini, berimbas pada pemangkasan pos Anggaran Dana Desa (ADD), Anggaran Desa (DD), dan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Kabupaten.

Di Desa Kalosi, sebuah desa di Sulsel yang berada di kawasan perbatasan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah hanya kebagian sekitar Rp2,3 miliar untuk tahun ini. Anggaran itu berasal dari ADD Rp700 juta, DD Rp600 juta, dan BKK Rp1 miliar.

Baca Juga: Bangun Ketahanan Pangan, Pemerintah Siapkan Rp13,6 Triliun

“Kalau kita bandingkan dengan kebutuhan jelas sangat minim. Karena itu, kita membuat skala prioritas agar semua bisa berjalan,” ungkap Kepala Desa Kalosi, Bakry.

Dengan membuat skala prioritas, Bakry mengaku bisa membangun proyek fisik. Seperti, irigasi untuk pertanian, bedah rumah warga prasejahtera, memberikan bantuan pembangunan Masjid Raya Desa Kalosi, pengadaan penerangan jalan energi surya, pemeliharaan jalan lingkungan, plat dacker, dan pemeliharaan Kantor Desa Kalosi.

Bakry juga mengatakan, dari ADD sebesar Rp700 juta lebih, 40 persen ia gunakan untuk program Bantuan Langsung Tunai dan 10 persen biaya operasional. Total penerima sebanyak 79 kepala keluarga.

Baca Juga: Takbir Keliling Membawa Obor, Warga Desa Timampu Lutim Sambut Hari Kemenangan

Meski begitu, Ia mengaku beryukur warganya tetap bisa produktif menggarap lahan pertanian selama pandemi. “Saya bersyukur, warga tetap produktif meski dengan infrastruktur yang masih serba terbatas,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button