MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – Dua film lokal karya anak muda berbakat Kota Makassar Makassar tampil di Internasional Eight Festival and Forum atau Makassar F8.
Film karya Makassar yang tampil di F8 Makassar, berjudul Dua Arah dan Pa’Buritta. Penayangan film ini berhasil memukau pengunjung saat nonton bareng di zona 1 area Makassar F8, Jumat (25/8/2023).
Film Dua Arah merupakan garapan Kareem Production. Bergenre drama, film ini menceritakan dua tokoh utamanya yang memperdebatkan pilihan yang sangat rumit.
Film ini di sutradarai oleh Muhammad Amin Rais yang juga bertindak sebagai penulis, sementara kursi produser di duduki oleh Daviraja Tajibarani.
Sementara itu, film Pa’Buritta yang diproduksi oleh Mijay Film bercerita tentang tradisi mengundang secara adat Bugis-Makassar yang mulai tergerus di tengah arus globalisasi.
Baca Juga:Â Konser 2 Jam di Festival F8, Govinda dan Lobow Bawa Masyarakat Makassar Bernostalgia
Film ini di sutradarai oleh Mirzan Jaya dan di bintangi oleh aktor dan aktris film Makassar. Di antaranya adalah Ivada Dewata, Nawir Parenrengi, Citra Mahardhika, Arfah Hehakaya, Dewi Mutmainnah, dan Hj Sugiati.
Dua film lokal ini berhasil menarik perhatian dan mendapatkan apresiasi yang tinggi dari para penonton. Kedua film ini menjadi sorotan dalam Makassar F8 lantaran masuk dalam nominasi Festival Film Makassar. Yang di inisiasi oleh Dinas Pariwisata Kota Makassar.
“Filmnya bagus, menarik, dan ini membuktikan kalau anak muda Makassar juga bisa bersaing dengan kreator film lainnya,” ungkap Rina, salah seorang pengunjung.
Baca Juga:Â Desainer Asal Laos Tampilkan Koleksi Busana di Fashion Show F8 Makassar
Para sineas muda yang berada di balik layar kedua film ini berhasil membuktikan bahwa potensi kreatif di Makassar. Tidak hanya ada tetapi juga mampu bersaing secara nasional.
Makassar F8 telah membuktikan bahwa sinema lokal Makassar memiliki tempat yang istimewa dalam kancah perfilman Indonesia.
Dengan kisah-kisah orisinal dan inovatif seperti yang di tampilkan, para sineas muda Makassar telah memulai langkah yang kuat. Menuju pengakuan yang lebih luas dalam dunia perfilman. (*)