MAKASSAR, NEWSURBAN.ID — Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto) minta PLN beri kompensasi kepada masyarakat atas pemadaman listrik beberapa bulan terakhir di Kota Makassar. Banyak dampak kerugian masyarakat akibat pemadaman listrik tersebut.
Danny menyampaikan hal itu kepada Pejabat PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulselrabar yang datang menemui Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Jalan Amirullah, Selasa (7/11/2023) malam.
Usai pertemuan, Danny Pomanto mengatakan ada beberapa poin yang dibahas bersama pihak PT PLN.
Baca Juga:Â PPID Makassar Presentasi Keterbukaan Informasi Publik di Hadapan KI Sulsel
Pertama, kata Danny Pomanto pihak PLN memohon maaf atas kondisi pemadaman listrik bergilir yang terjadi di Makassar akhir-akhir ini.
“Jadi tadi pembesar-pembesar dari PLN, itu datang kepada kami. Pertama menyampaikan penjelasan permohonan maaf, selama ini memang posisinya seperti ini,” kata Danny Pomanto.
Kedua, Danny Pomanto menyampaikan secara to the poin bahwa sudah terlalu banyak korban jiwa baik yang akibat langsung maupun tidak langsung karena listrik.
Begitu pun dengan barang-barang elektronik, banyak barang masyarakat yang rusak dikarenakan korsleting listrik akibat pemadaman bergilir.
Baca Juga:Â Layanan Publik Makassar Government Center Berfungsi Desember 2023
Bahkan Danny Pomanto menyebut pihak PLN tidak menunjukkan rasa penyesalan dan pedulinya terhadap masyarakat yang menjadi korban.
“Itu yang saya marah sebenarnya. Kita sudah tiga orang meninggal akibat kebakaran. Itu penyebabnya langsung maupun tidak langsung akibat PLN,” ucapnya geram.
Danny Pomanto juga menyayangkan padamnya listrik pada saat puncak perayaan Hari Jadi Kota Makassar ke-416.
“Yang saya terus terang kesal adalah kita ulang tahun persis dia tahu di situ itulah daerah pemadaman paling besar di situ. Berartikan tidak ada sama sekali strategi pemadamannya ini, yang mana urgen mana tidak,” ujarnya.
Baca Juga:Â Ombudsman Sulsel Temui Danny Pomanto Bahas Polemik Pasar Butung
Meski begitu, Danny Pomanto menyarankan agar CSR PLN agar memeriksa rumah-rumah warga yang rawan terbakar akibat tegangan tinggi pasca pemadaman bergilir.
“Saya sampaikan bahwa tolong CSR-nya itu memeriksa rumah-rumah warga yang rawan terhadap kebakaran, terhadap kabel-kabel yang tidak lagi mampu menerima tegangan-tegangan mendadak naik turunnya yang bisa menyebabkan kebakaran,” tuturnya.
Ia juga secara tegas meminta PLN tanggung jawab atas kerugian yang dialami masyarakat akibat kondisi pemadaman bergilir. Apalagi tidak sedikit masyarakat yang marah dengan pemadaman oleh pihak PLN.
“Sekarang tuntutan masyarakat, masyarakat bayar listrik, kenapa begini?. Tidak ada perjanjian dengan mati lampu. Urusan cukup tidak cukup, bukan urusan masyarakat, masa masyarakat mesti menanggung cukup tidak cukup padahal dia bayar. Sehingga harus ada kompensasi memang perlu,” tuturnya.
Baca Juga:Â Sekda Kota Makassar Hadiri Rakor Pengelolaan Sampah Stranas PK
Sementara itu, Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, Ahmad Amirul Syarief menyampaikan akan menindaklanjuti hasil koordinasi dengan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto.
Termasuk mengajak Wali Kota Danny Pomanto untuk melihat kontrol room PLN, sistem kelistrikan di Kota Makassar.
“Kami tentunya akan menindaklanjuti sesuai hasil pembicaraan akan ada bantuan ke masyarakat, juga ada aksi-aksi mengajak langsung pak wali melihat bagaimana kontrol room kita, bagaimana kelistrikan di Kota Makassar,” ujarnya.
Soal keresahan masyarakat, lanjut Ahmad, pihaknya sementara berusaha melakukan teknologi modifikasi cuaca di PLTA yang kekurangan air.
Baca Juga:Â Danny Pomanto Presentasikan Strategi Makassar Capai Pertumbuhan Ekonomi Pesat
“Juga ada rencana relokasi pembangkit di luar Sulawesi yang masuk untuk menambah kapasitas pembangkit di sistem kelistrikan kita,” ungkapnya.
Hanya saja diakuinya, saat ini kondisi di PLTA masih belum signifikan. Sehingga masih ada masyarakat yang belum bisa menikmati listrik secara maksimal.
“Namun harapan kami hujan yang turun di daerah aliran sungai yang menyuplai PLTA-PLTA besar kita. Kalau sekarang belum terlalu signifikan untuk bisa membantu meningkatkan kapasitas pembangkit,” jelas Ahmad Amirul Syarief. (*)
Cek berita dan artikel lain di Google News