JAKARTA, NEWSURBAN.ID – Setelah melalui proses yang cukup panjang, kurang lebih dua tahun Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Kota Makassar bersama pihak ketiga akhirnya resmi dilaksanakan.
Penandatangan ini dilakukan oleh Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto bersama, CTO of Sus Shanghai, Jiao Xuejen, serta Direktur Utama PT. Sarana Utama Synergy, Yee Wai Kuen dan disaksikan langsung oleh Asisten Deputi Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Ridha Yasser, di Kantor Kementerian Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Selasa (24/09/2024).
“Alhamdulillah penandatanganan yang-dilakukan hari ini berjalan dengan baik. Gembira betul karena setelah perjalanan panjang kami menunggu dan beberapa kendala akhirnya kerja keras teman-teman untuk mewujudkan kota Makassar ramah lingkungan ini akhirnya terwujud,” ucap Danny.
Baca Juga: Komisi C DPRD Makassar Gelar RDP Bahas Pengadaan Lahan PSEL
Danny Pomanto, mengungkapkan, bahwa dia juga sangat berterima kasih kepada pihak Kementerian atas setiap dukungan serta fasilitas yang telah-diberikan dalam rangka menyelesaikan perjanjian kerjasama ini.
Ada tiga dokumen yang-ditandatangani yakni dokumen perjanjian kerja sama dengan PT SUS Shangai yang terkait dengan kesepahaman pembangunan, pengelolaan PSEL antara dua belah pihak dan membangun komitmen untuk mengelola PSEL dengan baik.
Dokumen kedua terkait perjanjian KSPI yang meliputi pemanfaatan aset lahan TPA Tamangapa seluas 3,1 hektare beserta nilai clawback.
Ketiga terkait dokumen kerjasama proyek lahan dan pabrik di Tamalanrea seluas 6,1 hektare yang akan di manfaatkaan selama 30 tahun mendatang.
Baca Juga: Wali Kota Danny Pomanto Serahkan Paket Sembako dan Hadiah Umroh Ke Jemaah Gerakan Makassar Salat Subuh Berjemaah
Wali Kota dua periode itu juga menyampaikan, dengan penandatanganan perjanjian kerja sama PSEL. Permasalahan sampah yang kerap jadi keluhan selama ini dapat segera terselesaikan.
“Mudah-mudahan dengan adanya teknologi dalam penyelesaian sampah kota Makassar. Tidak ada lagi timbulan sampah di kota Makassar. Semuanya di olah dan menghasilkan listrik dengan teknologi ramah lingkungan. Di mana semua polutan. Di antaranya bau, lindi, udara, dan tanah akan memenuhi syarat baku mutu lingkungan, sesuai dengan harapan kita bersama. Teknologinya kan bukan dari kita yang tentukan tapi kami harap bisa menjadi jawaban baik bagi kita,” ungkapnya.
Sedangkan, Asisten Deputi Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Ridha Yasser, mengatakan sesuai amanat Perpres No. 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik berbasis Teknologi Ramah Lingkungan ini berlokasi di Kota Makassar. Dengan kapasitas dapat mengelolah sampah sebesar 1.300 ton per hari.
Proyek ini pun akan di lengkapi dengan dua jalur pembakaran berkapasitas 2×650 ton per hari. Dan satu unit pembangkit uap berkapasitas 1×35 MW.
“Sebagai salah satu proyek strategis nasional untuk pengolahan sampah di Indonesia. Proyek ini tidak hanya membantu mengatasi masalah sampah yang semakin serius. Tetapi juga secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca, mendukung Indonesia dalam mencapai target netral karbon,” tuturnya.
Baca Juga: Pasangan Danny-Azhar Nomor Satu di Pilgub Sulsel
Sementara, CTO SUS Environment, Jiao Xue Jun dalam sambutannya menyatakan partisipasinya dalam proyek pembakaran sampah. Untuk pembangkit listrik di Makassar ini sebagai perusahaan energi bersih terkemuka di China.
“Kami akan memanfaatkan keunggulan teknologi dan manajemen kami untuk memastikan pembangunan dan operasi proyek yang efisien. Serta memberikan dorongan baru untuk perkembangan berkelanjutan,” sebutnya.
Proyek ini bakal ground breaking pada akhir tahun 2024 dan mulai beroperasi pada akhir tahun 2026. Serta di harapkan akan menjadi proyek percontohan penting di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
Selama masa pembangunan proyek juga akan menciptakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Dan mendorong perkembangan rantai industri terkait.
Kerjasama ini tidak hanya memperdalam kolaborasi antara China dan Indonesia di bidang energi hijau. Dan perlindungan lingkungan tetapi juga merupakan pencapaian penting dalam kerangka inisiatif “Belt and Road”. (*)