Pasangan Indira-Ilham Fauzi Dapat Nomor Urut 3 di Pilwalkot Makassar, Ini Kata Ketua Bappilu PDIP Makassar
MAKASSAR, NEWSURBAN.ID – Pasangan Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi A Uskara (Indira-Ilham Fauzi), yang mendapatkan nomor urut 3 kontestan Pilwalkot Makassar 2024 memunculkan beragam cerita menarik.
Pasangan Indira-Ilham mendapatkan nomor urut 3 kontestan Pilwalkot Makassar 2204 pada penarikan nomor urut oleh KPU Kota Makassar di Hotel Claro Makassar, Senin (23/9/2024).
Ketua Badan Pemenangan (BP) Pemilu DPC PDI Perjuangan Kota Makassar, Raisuljaiz, terhadap pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar usungan PDI Perjuangan, PPP, dan PKB.
Baca Juga: Maju di Pilwalkot Makassar 2024, Indira Ikut Daftar di PDI Perjuangan
“Ini berkah buat kami semua. Angka 3 ini, adalah simbol angka kemenangan tiga kali berturut-turut. Itu sesuai dengan kemenangan partai kami pada Pileg (Pemilihan Legislatif) kemarin dan hattrick juga Insya Allah buat pasangan INIMI (Indira-Ilham Fauzi). Di mana Pak Danny Pomanto (Moh. Ramdhan Pomanto) telah berhasil memimpin dua periode di Makassar dan Insya Allah akan diteruskan istri beliau Indira Jusuf Ismail,” ujarnya.
“Dan yang lebih penting lagi ternyata angka 3 ini, sangat-disukai dan-diamalkan umat Islam,” ujar Rais yang juga alumni Pesantren As’adiyah Sengkang ini.
Rais mencontohkan, seperti wudu, wudu itu-disunnahkan membasuh dan mengusapnya sampai tiga kali.
Baca Juga: Indira Dorong Komunitas PPDI Tingkatkan Kualitas Pendidikan Anak Disabilitas
Seperti Hadis yang diriwayatkan Abu Dawud ‘bahwa ada seorang lelaki mendatangi Nabi SAW, lalu bertanya, “Rasulullah, bagaimana cara bersuci itu?.” Maka beliau meminta supaya-diambilkan air dalam ember lalu beliau membasuh kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali. Kemudian beliau membasuh wajahnya sebanyak tiga kali. Membasuh kedua lengannya tiga kali. Setelah itu, beliau mengusap kepalanya. Kemudian memasukkan dua jari telunjuknya ke dalam kedua telinganya dan mengusap bagian luar daun telinganya dengan kedua ibu jarinya. Sementara kedua ibu jarinya mengusap bagian dalam telinganya. Lalu beliau membasuh kedua kakinya sebanyak tiga kali-tiga kali. Beliau kemudian bersabda, “Demikianlah cara berwudhu. Barang siapa yang menambah atau menguranginya, sungguh ia telah berbuat jelek atau zalim.” atau “Berbuat zalim atau melakukan kejelekan.” (HR Abu Dawud).
“Selanjutnya, tentang pentingnya berbakti kepada ibu kita, Ibu Indira telah berhasil menjadi pendamping Pak Danny Pomanto. Dan telah berhasil menjadi seorang ibu buat anak-anaknya, sehingga kita harus berbakti kepada seorang ibu,” ujarnya.
Terkait itu, Rasulullah SAW menyebutnya sampai tiga kali kita harus berbakti kepada ibu baru selanjutnya ayah. Seperti HR Abu Hurairah: “Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakan aku harus berbakti pertama kali?’. Nabi SAW menjawab, ‘Ibumu’. Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’, Nabi SAW menjawab ‘Ibumu’. Lalu kembali mengulang pertanyaan yang sama. Siapa lagi Rasulullah, Nabi menjawab ‘Ibumu, baru ayahmu,” kata Raizuljais mencontohkan.
Baca Juga: Di antar Ratusan Simpatisan, Indira Resmi Mendaftar Sebagai Cawali Makassar 2024 di PDI Perjuangan
Ketiga, tentang Salat Tahajud. Salat sunnah ini, di anjurkan untuk di lakukan di sepertiga malam terakhir. Karena dalam Islam, Allah SWT turun ke langit terendah di bagian malam ini. Untuk melihat siapa yang beribadah dan meninggalkan tidurnya di tengah malam.
Berikutnya lagi, ungkap Rais, Islam menganjurkan untuk batas tidak saling menyapa atau bertegur sapa hanya batas tiga hari.
“Seperti salah satu Hadis Nabi: ‘Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot (tidak menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari,’ (HR. Bukhari),” sebut Raizuljais lagi.
“Sebetulnya, masih banyak simbol angka 3 yang sering di sebut di kalangan Islam. Tetapi saya sebutkan satu lagi terkait dengan pentingnya membagi rezeki. Rezeki yang kita dapatkan-disunnahkan untuk di bagi tiga. Satunya untuk orang yang membutuhkan, satunya lagi untuk diri sendiri, satunya lagi untuk orang tua (keluarga),” pungkasnya. (*)