NewsNusantaraSulawesiSulsel
Trending

Kisah Ayah Difabel di Gowa Berjuang Keras Hidupi Keluarga dan Sekolahkan 4 Putrinya

GOWA, NEWSURBAN.ID — Sudah 5 tahun, Saking sosok ayah difabel berjuang keras menghidupi keluarga hingga menyekolahkan empat putrinya dengan kondisi catat.

Ayah difabel di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini, juga terus menyemangati anak-anaknya. Agar jangan pernah berhenti putus sekolah. Prinsipnya, soal rezeki sudah ditakdirkan oleh Allah SWT.

Kisah seorang Ayah difabel dari Kampung Bontokura, Desa Bontotangnga, Kec. Bontolempangang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini bisa jadi inspirasi. Betapa tidak, kondisi cacat pada tubuhnya karena kecelakaan membuat ia harus kehilangan kaki kanannya. Kondisi itu, tak membuatnya menyerah berjuang.

Dengan bantuan tongkat untuk beraktivitas, demi keluarga dan anak ia harus banting tulang mencari nafkah untuk keluarga kecilnya. Keseharian bapak Saking sebagai tulang punggung keluarga. Dengan bekerja sebagai petani jagung merupakan mata pencaharian yang bisa di lakukan untuk menghidupi keluarga.

Jiwati dari tim Relawan Masyarakat Relawan Indonesia – Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT) Kabupaten Gowa menjelaskan saat setelah melakukan assesment di kediaman Saking pada Senin (7/3) lalu. Keluarga mereka sangatlah memperihatinkan. Terlebih lagi, ia harus menafkahi lima anggota keluarganya dengan kondisi yang cacat

“Saya turut perihatin akan kondisi keluarganya, dengan hal ini tentunya kedepannya kami para relawan ingin membuka wadah kebaikan. Untuk membantu keluarga bapak Saking, dengan berkolaborasi oleh berbagai pihak salah satunya sahabat dermawan,” jelas Jiwati.

Kecelakaan Kerja

Lima tahun lalu ia hendak menjadi seorang TKI di Malaysia bersama istri dan kedua putrinya, di saat sedang bekerja, kecelakaaan yang terduga menimpa dirinya.

“Waktu itu saya di atas person (truk pengankut kelapa sawir), saya dalam kondisi posisi berdiri di dekat ban mobil. Tiba-tiba kaki saya terjepit di sela-sela ban mobil hingga saya terjatuh dan membuat kaki saya remuk dan kesakitan,” curhat Saking.

Penghasilan hanya sekali setahun dan tidak menentu. Dari jagung yang di tanamnya sebahagian di makan, dan separuh di jual dengan harga Rp.500 ribu – Rp.1 juta. Dari kisah ini, ACT Sulsel mengajak sahabat dermawan turut berpartisipasi mendukung perjuangan Bapak Saking dan keluarga yang saat ini dalam keterbatasan.

Bantuan kemanusiaan dapat di tunaikan melalui tautan https://indonesiadermawan.id/BantuAyahDifabel. Atau melalui rekening BSI # 716 417 0645 dengan konfirmasi transfer via WA ke 0821 9224 1414 atau mengunjungi halaman instagram @act_sulsel. (cr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button