GOWA, NEWSURBAN.ID — “Kita berharap kagiatan seperti akan lebih mempermudah patani khususnya dalam mendapatkan permodalan melalui KUR. Sehingga ini akan meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan.
Hal itu, ia sampaikan saat mendampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membuka Pelatihan Literasi Keuangan Bagi Perwakilan Rumah Tangga Petani Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (Readsi) di Kantor BBPP Batangkaluku, Sabtu (20/8).
Melalui kesempatan ini Adnan menyampaikan sangat menyambut baik-dilaksanakannya pelatihan ini. Menurutnya ini akan sangat bermanfaat, khususnya kesejahteraan petani di Kabupaten Gowa.
Baca Juga: Bupati Gowa Harap Rangkaian Kegiatan HUT 77 Kemerdekaan RI Perkuat Kekompakan dan Kebersamaan
Selain itu, Adnan juga menyampaikan selamat kepada Menteri Pertanian RI atas penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) atas pencapaian Indonesia dalam swasembada beras dan meningkatkan sistem ketahanan pangan nasional.
“Melalui kegiatan ini kita juga berharap dapat lebih memperkokoh Indonesia untuk terus mewujudkan swasembada dan meningkatkan ketahanan pangan nasional,” harapnya.
Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, berbagai program akselerasi dilakukan untuk dapat meningkatkan stok pangan sekaligus pendapatan rumah tangga petani guna menghadapi tantangan krisis pangan dunia. Salah satunya dengan menggelar pelatihan literasi keuangan bagi perwakilan rumah tangga petani sekaligus pelatihan teknis bagi penyuluh dan bimbingan teknis Smart Farming dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani.
Baca Juga: 671 WBP Lapas Sungguminasa Terima Remisi, Bupati Gowa: Terus Berkelakuan Baik
“Upaya ini menjadi penting karena dengan kondisi cuaca yang sangat ekstrem pelatihan-pelatihan ini sangat berguna untuk membangun mindset baru petani, budidaya dan perilaku petani yang lebih adaptif lagi sesuai dengan tantangan,” katanya.
Selama ini pertanian cukup terakses dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan hasilnya cukup baik oleh karena itu KUR menjadi titik sentral. Kemudian memperkuat KUR itu pada semua jenis komoditi pertanian yang ada.
“Alhamdulillah Bapak Presiden Joko Widodo telah meminta kepada seluruh perbankan yang ada untuk menggulirkan KUR lebih agresif karena ternyata KUR yang digunakan masyarakat kemarin itu, yang macet hanya dibawa 1% yang tepatnya itu 0,6%,” ungkap SYL.
Baca Juga: Indonesia Ke-77 Tahun, Bupati Gowa Harap Kondisi Ekonomi Lebih Kuat
Lebih lanjut, mantan Gubernur Provinsi Sulsel ini mengatakan pada tahun lalu bahkan 0,03%. Artinya petani kita cukup-disiplin melaksanakan kegiatan pertaniannya. Sehingga kredit macetnya sangat-sangat rendah. Tentu saja Ini di butuhkan pengawasan yang lebih ketat.
Karena itu dengan adanya dukungan dari IFAD atau Lembaga Internasional di bawah United Nations PBB yang telah bekerjasama dengan sangat kuat. Agar kita bisa mengakses petani kita lebih sejahtera. Artinya membangun skala-skala ekonomi yang dalam bagi keluarga kecil yang ada.
Hal senada juga disampaikan Remark IFAD Country Director, Ivan Cossio Cortez menyampaikan bahwa pelatihan literasi keuangan ini sangat penting bagi rumah tangga petani.
Tentunya yang pertama adalah agar para petani dapat mencatat apa saja terkait pendapatan, pengeluaran dan keuangan dalam rumah tangganya.
Baca Juga: Kabupaten Gowa Sambut Puncak Perayaan HUT RI Lewat Upacara Taptu dan Pawai Obor
“Jadi kegiatan ini,digelar agar bagaimana para petani kedepannya bisa dengan pertanian bisa jadi bisnis. Tentunya menguntungkan dan meningkatkan kesejahteraan sekaligus bagaimana para petani ini dapat mengakses KUR. Sehingga mereka bisa meningkatkan pertanian mereka dan bisa lebih menguntungkan serta menghemat pendapatannya,” ujarnya.
Adapun sasaran pelatiham literasi keuangan petani adalah anggota petani sendiri dan-diutamakan kepala rumah tangga petani bersama pasangannya. Kalau tidak ada pasangannya berarti anggota keluarganya.
Hal ini menjadi sangat penting karena pada saat mengelola keuangan. Petani itu akan mencatat semua pendapatan dari usaha taninya termasuk pengeluaran keuangan .
“Salah satu petani yang telah menerapkan literasi keuangan ternyata yang semula petani itu banyak pengeluaran untuk merokok. Kemudian-dicatat akhirnya pengeluaran rokok itu ternyata sangat besar di rumah tangga petani. Sehingga mereka memutuskan daripada merokok lebih baik uangnya-digunakan untuk meningkatkan usaha taninya,” kata Ivan. (VH/AR)