NewsSulsel

Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Video Beredar Danau Matano Tercemar Akibat Aktivitas Tambang PT Vale?

LUWU TIMUR, NEWSURBAN.ID — Danau Matano tercemar. Tak seperti biasanya, airnya mengalami kecoklatan. Hal ini terungkap setelah beredarnya video di group WhatsApp. Video hasil rekaman masyarakat setempat bertepatan hari peringatan Lingkungan Hidup Sedunia, Senin 5 Juni 2023.

Danau yang berlokasi di Desa Matano, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan tersebut tercatat sebagai danau terdalam di Asia Tenggara. Dengan kedalaman 590 meter, Danau Matano berada di peringkat ke-9 dalam daftar danau terdalam di dunia.

Danau Matano adalah sebuah danau tektonik dengan ukuran panjang 28 kilometer dan lebar 8 kilometer di Sulawesi Selatan. Tepatnya, berada di ujung timur provinsi Sulawesi Selatan, berbatasan dengan Sulawesi Tengah.

Danau Matano merupakan danau purba yang rentan akan terhadap pencemaran, karena jarak antara lokasi menambang nikel PT Vale dengan Danau Matano hanya sekitar 30 Kilometer diatas bukit.

Baca Juga: Deretan Masalah PT Vale dan Warga Luwu Timur Tak Kunjung Usai

Beredarnya video keruhnya Danau Matano, Head of Communications PT. Vale Indonesia Tbk, Bayu Aji mengatakan insiden tersebut terjadi karena adanya limpasan air permukaan yang berasal dari daerah Langolia. Kemudian masuk ke dalam saluran drainase masyarakat dan bermuara ke Tanjung Sorowako Lama (Danau Matano).

Menurutnya, kondisi peningkatan debit dan kekeruhan pada limpasan air permukaan ini terjadi setelah intensitas curah hujan yang tinggi selama dua hari berturut-turut di daerah tangkapan air di area Langolia (Sorowako).

“Setelah pengecekan di lapangan dan-disimpulkan bahwa potensi sumber kekeruhan bukan berasal dari area pertambangan Konde. Hingga saat ini tidak ada kegiatan penambangan PT Vale di area Langolia,” katanya saat di konfirmasi, 06 Juni 2023.

Baca Juga: Libatkan Polisi Intimidasi Warga Terkait Old Camp, LBH Makassar Anggap PT Vale Langgar HAM

Atas kondisi tersebut, Bayu mengatakan PT Vale Indonesia akan melakukan investigasi lebih lanjut untuk menentukan strategi pengelolaan selanjutnya berdasarkan pelacakan aliran sungai.

Selain itu, telah dilakukan pengambilan sampel air pada aliran limpasan air permukaan.
“Serta melalukan pemeriksaan kondisi parit perimeter dan drainase Konde  untuk memastikan penyebab yang terjadi,” ujar Bayu. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button