NasionalNewsNusantara
Trending

Kritik Ratusan Aparat Bersenjata Masuk Dogiyai, Komnas HAM Minta Tak Buat Ketegangan Baru

JAKARTA, NEWSURBAN.ID — Pengerahan ratusan aparat bersenjata masuk Dogiyai Papua,dikritik Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Komnas HAM menyesalkan pengerahan pasukan Brigade Mobil (Brimob) Polri dan TNI usai peristiwa pembakaran puluhan bangunan di Dogiyai.

Komisoner Komnas HAM Coirul Anam menyebut pihaknya tak ingin pengerahan aparat itu, memperburuk situasi. Komnas HAM juga minta pengerahan ratusan pasukan aparat bersenjata masuk Dogiyai itu, tidak memicu ketegangan di Dogiyai.

“Kami harap tidak ada pasukan yang kayak begitu. Situasinya agar tidak tegang. Semua pihak mohon untuk menjaga keamanan. Ayo bergandengan tangan membangun situasi aman di Dogiyai,” kata dia, usai menerima aduan dari Solidaritas Rakyat Papua di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (24/5).

Baca Juga: Usai-Ditembaki KKB Papua, Sopir Truk Pengangkut Pasir Hilang

Choirul Anam juga mengatakan akan mengecek pengiriman pasukan bersenjata ini. “Kami akan cek ke polda kapan berakhirnya dan untuk apa,” ujarnya.

Selain pengerahan aparat, Choirul juga menilai pembentukan Polres Dogiyai memperburuk situasi. Pasalnya, banyak warga yang tidak setuju terkait pembentukan itu.

“Ini yang membuat situasinya tidak kondusif,” ujar dia.

Baca Juga: Wali Kota Hadi Melayat ke Rumah Duka Korban Penyerangan KKB di Puncak Papua

Permasalahan utamanya saat ini, lanjut Choirul Anam adalah transparansi soal penanganan kasus tersebut. Warga kata dia, pernah meminta penjelasan secara langsung ke Polda, namun warga mengklaim tak mendapatkan respons yang baik.

“Problema utamanya adalah soal transparansi bagaimana penanganan kasus di sana. Ini adalah suatu peristiwa khususnya peristiwa terbakarnya sekian rumah toko dalam waktu yang cukup intens, sebanyak 5 kali dan itu temen temen itu meminta transparan prosesnya,” kata Choirul.

Baca Juga: Prajurit Marinir TNI AL Gugur-Diserang KKB di Nguda Papua, Lantamal VI Gelar Doa Bersama

“Dan ternyata harapan soal transparansi itu dalam proses tersebut tidak dijawab dengan baik,” imbuhnya.

Sebelumnya, sekitar 100 orang terdiri dari perempuan dan anak-anak, sejak Minggu (22/5) malam mengungsi ke pos TNI-Polri di Kabupaten Dogiyai, Papua, setelah rumah dan kios yang mereka tempati dibakar warga yang belum diketahui pasti asalnya.

Dalam catatan polisi ada 20 unit rumah yang berlokasi di kampung Ikebo, Kimipugi dan Ekimanida ludes terbakar namun tidak ada korban jiwa.

Baca Juga: Penembak 8 Orang di Kamp PTT Puncak Papua, Polisi Sebut KKB Pimpinan Terry Aibon

Polisi menerjunkan 1 satuan setingkat kompi (SSK) atau sekitar 105 personel gabungan ke Kabupaten Dogiyai untuk memperkuat pengamanan di wilayah tersebut pasca kericuhan yang berbuntut pembakaran rumah warga beberapa waktu lalu.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal menerangkan bahwa ratusan personel yang terdiri dari anggota TNI Yonif RK 753/AVT dan BKO (bawah kendali operasi) Polda Papua itu tiba di Nabire kemarin. (cr/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button