MAKASSAR, NEWSURBAN.ID — Genjot capaian imunisasi di Sulsel, Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Naoemi Octarina, meminta agar Dinas Kesehatan Sulsel melakukan sosialisasi secara massif. Termasuk memaksimalkan peran mubaligh atau tokoh agama, serta tokoh masyarakat dalam menyampaikan pentingnya pelaksanaan imunisasi.
“Libatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, untuk mensosialisasikan tentang imunisasi ini, dengan bahasa yang lebih mudah di pahami,” kata Naoemi, saat mengikuti Pertemuan Evaluasi Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) Tingkat Provinsi Sulsel, secara daring, Kamis, 23 Juni 2022.
Baca Juga: Tertinggi Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap, Menkes Puji Kepemimpinan Andi Sudirman
Ia mengungkapkan, PKK Sulsel senantiasa turun ke lapangan untuk memonitoring. Salah satu kendala yang-ditemukan, masih banyak orangtua yang tidak mengizinkan anaknya-diimunisasi. Karena mereka ragu terhadapan kehalalan vaksin yang-digunakan.
“Terkait kehalalan vaksin harus di jelaskan ke masyarakat. Di sinilah peran para mubaligh,” ujarnya.
Baca Juga: Naoemi Octarina Hadiri Pentas Seni dan Penamatan PAUD Insan Masagena
Sementara, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Bachtiar Baso, mengatakan, saat ini Puskesmas masih fokus pelaksanaan BIAN di sekolah. Sehingga cakupan imunisasi kejar OPV, IPV, dan DPT- HB-Hib masih rendah.
Ada pun cakupan imunisasi tambahan campak rubella per 22 Juni 2022 per kabupaten, tertinggi adalah Kabupaten Pinrang 80,86 persen; di susul Tana Toraja 72,21 persen, dan Barru 72,11 persen.
Baca Juga: Kukuhkan Pokja Bunda PAUD Sulsel, Naoemi Octarina: Terus Memotivasi Wujudkan PAUD Holistik Integratif
“Kabupaten dengan capaian terendah adalah Bantaeng, 37,53 persen,” ungkap Bachtiar.
Bachtiar mengungkapkan, untuk menggenjot capaian imunisasi, pihaknya melibatkan tenaga promkes; Ketua PKK dalam memobilisasi masyarakat dan memonitoring BIAN; hingga menggandeng mubalig untuk sukseskan BIAN.
Baca Juga: Naoemi Octarina Minta Pengurus BKOW Sulsel Sukseskan Program Pemerintah
Sebelumnya, pengurus PKK Sulsel turun melakukan monitorjng pelaksanaan BIAN di SD Sudirman Makassar. Khusus Kota Makassar, cakupan imunisasi tambahan campak rubellanya masih rendah, 37,56 persen. (cr/*)