MAKASSAR, NEWSURBAN.ID — Tumbuh kembang anak menjadi fokus intervensi bagi tim pendamping gizi Aksi Stop Stunting Pemprov Sulsel, khususnya bagi Bayi di bawah usia lima tahun (Balita).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, pada Dinas Kesehatan Sulsel, Andi Nurseha menyampaikan, bahwa aksi stop stunting merupakan program yang di inisiasi langsung oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman. Sebagai upaya membangun investasi bagi sumber daya manusia (SDM) yang handal.
“Sesuai dengan arahan bapak Gubernur, bagaimana investasi SDM lebih utama. Hal itu pula sejalan dengan program prioritas Presiden Jokowi dalam peningkatan sumber daya manusia yang handal menuju generasi emas,” ujarnya, Jum’at (1/7/2022).
Baca Juga:Â Turunkan Stunting Tahun 2022 di Sulsel, Pendamping Gizi Aksi Pemberian TTD Remaja Putri
“Di sinilah peran tim pendamping gizi Aksi Stop Stunting melakukan edukasi ke masyarakat. Khususnya bagi yang memiliki balita. Bahkan, tim melakukan door to door untuk melakukan pemeriksaan kepada balita. Sekaligus mengedukasi orang tua balita untuk mengecek tumbuh kembang anak di Posyandu,” jelasnya.
Tim Pendamping Gizi, kata Nurseha juga memiliki tugas untuk memberikan edukasi kepada keluarga pada 1000 Hari Pertama kehidupan. Dan, memberikan paket intervensi gizi pada anak dan ibu hamil untuk desa lokus stunting di 24 Kabupaten/Kota.
“Para pendamping juga akan melakukan sosialisasi perubahan perilaku pada remaja putri, ibu hamil dan ibu yang memiliki balita,” bebernya.
Baca Juga:Â Gubernur Dukung Universitas Nottingham Inggris Penelitian Energi Terbarukan dan Stunting di Sulsel
Dalam melaksanakan tugasnya, lanjut dia, Tenaga gizi pendamping bersinergi dengan aparat desa; kader Pembangunan desa dan sektor terkait lainnya.
“Selain itu, sanitasi lingkungan sebagai salah satu yang cukup berpengaruh terhadap masalah kesehatan di suatu wilayah termasuk stunting. Di sini juga peran tim pendamping gizi memberikan edukasi pola hidup sehat kepada masyarakat,” imbuhnya.
Untuk upaya intervensi penurunan stunting di tahun 2022 ini, Aksi Stop Stunting oleh Pemprov Sulsel di lakukan pada 10 daerah. Lokusnya, di setiap daerah pada 24 kabupaten/kota dengan 240 Tenaga Pendamping Gizi Desa.
Baca Juga:Â Pemprov Sulsel Berhasil Tekan Stunting, KPAI: Bisa Menjadi Contoh Daerah Lain
Mengacu pada Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 mencatat prevalensi balita stunting di Sulawesi Selatan memiliki Prevalensi Stunting (27.4%). Angka ini mengalami penurunan dari sebelumnya 30,6% (SSGBI, 2019).
Sedangkan jika berdasarkan dari data ePPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), hingga Agustus 2021; angka stunting di Sulsel mencapai 9,08 persen. (cr/*)