Teknologi Modifikasi Cuaca Diterapkan, Dampak Cuaca Buruk di Sulsel Berkurang
MAROS, NEWSURBAN.ID — Penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) berhasil menekan dampak bencana akibat cuaca buruk di Sulawesi Selatan. Penerapan TMC oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan itu sudah berjalan 11 hari.
Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman melayangkan permintaan TMC kepada BNPB dalam rangka mengurangi resiko bencana hidrometeorologi dan telah berlangsung selama 11 hari dan telah ditutup hari Minggu, 22 Januari 2023.
Pelaksaanaan TMC sendiri sebelumnya dilaksanakan di Pulau Jawa untuk Natal dan Tahun Baru. Provinsi Sulsel sendiri adalah Provinsi pertama di luar Jawa.
“Alhamdulillah dengan koordinasi yang baik kita dapat melaksanakan kegiatan TMC ini sebagai ikhtiar untuk mengurangi resiko bencana hidrometereologi di Sulsel,” kata Gubernur Sulsel.
Baca Juga:Â Banjir di Lutra, Gubernur Sulsel Instruksikan Salurkan Bantuan Logistik
Untuk itu, Andi Sudirman mengucapkan terima kasih kepada Badan Penanggulangan Bencana (BNPB); BPBD Sulsel; Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG); Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Lanud Hasanuddin Makassar dan PT Songo Aviasi Indonesia (SAI) dan operator PT Smart Cakrawala Aviation.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Amson Padolo mengatakan, data rilis di awal bahwa tanggal 12 hingga 21 Januari di Sulsel berada pada zona ektreme.
“Sesuai hasil TMC kita mampu melewati cuaca ektreme. Sehingga bahaya terkait bencana hidrometeorologi dapat kita hindari,” sebut Amson.
Baca Juga:Â Cuaca Ekstrem, BPBD Sulsel Antisipasi Bencana Banjir dan Longsor
Di Sulsel mitigasi bencana hidrometeorologi dengan mengerahkan satu unit pesawat penabur dengan Pesawat penabur bahan Cessna Grand Caravan 208 dengan registrasi PK-SNM. Pesawat yang mampu terbang dalam dua jam terbang dalam satu sortinya dengan penyemaian 800-1.000 ke per sortinya. Di mana dalam sehari dapat melakukan hingga tiga kali penerbangan. Sebanyak 16.500 Kg bahan semai telah tebarkan.
Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat, BNPB Rustian, menjelaskan pelaksanaan berdasarkan data dari BRIN dan BMKG dengan mencermati cuaca dan awan.
“Tergantung dari situasi, kajian bisa 900 Kg sampai 1 ton per penerbangan. Minimal 800 Kg,” sebut Rustian.
Baca Juga:Â BPBD Sulsel Respons Cepat Instruksi Gubernur Bantu Warga Korban Kebakaran di Rappocini
Polanya, dengan mengarahkan penerbangan penyemaian di sisi Barat Laut, Barat dan Barat Daya Selatan untuk menghalau awan-awan potensial yang mengarah ke daratan.
Awan-awan potensial tersebut di hujan di atas perairan Selat Makassar sehingga dapat mengurangi jumlah curah hujan yang masuk ke daratan.
Rustin berharap teknik modifikasi cuaca ini yang pertama kali di Sulsel ini, dapat memitigasi bencana banjir, abrasi dan tanah longsor di wilayah Sulsel. (*)