NewsSulsel

Targetkan 200 Juta Pohon Setahun, Sulsel Bakal Dikenal Provinsi Penghasil Pisang Terbesar di Indonesia

WAJO, NEWSURBAN.ID – Target tanam 200 juta pohon pisang setahun melalui program Gemar Menanam Pisang, Sulsel bakal menjadi provinsi penghasil pisang terbesar di Indonesia.

Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin menyampaikan hal itu, saat melakukan kunjungan kerja ke daerah transmigrasi di Desa Paselloreng, Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo, Minggu, 24 September 2023.

Ia hadir untuk mensosialisasikan Gerakan Gemar Menanam Pisang, dan berdialog bersama warga untuk peningkatan kesejahteraan.

Hadir Bupati dan Wakil Bupati Wajo, pimpinan PT Perkebunan Nusantara PN XIV, Danrem 141/Toddopuli, Camat dan Lurah di Kecamatan Gilireng. Dia targetkan 5.000 hektare lahan bisa ditanami pisang.

“Saya mendorong ketahanan pangan kita melalui budidaya pisang. Di Wajo itu ada 5.000 hektare. Saya target 100.000 hektare bisa ditanam satu tahun ke depan. Karena ini bisa menjadi sumber penghasilan masyarakat, tetapi belum dibudidayakan,” kata Bahtiar.

Baca Juga: Sukses Berkarier di Kemendagri, Pj Gubernur Bahtiar Ternyata Awali Karier Sebagai Staf Kecamatan di Kabupaten Wajo

Adapun dalam satu hektar terdiri dari 1.500-2.000 pohon pisang. Dalam 100.000 hektar lahan, bisa menghasilkan 200 juta pohon. Bibit sendiri akan di sediakan Pemprov Sulsel.

Begitu banyak lahan tidak produktif. Di Sulsel luas lahan 6,7 juta hektar, yang ditanami 1,7 juta hektar. Selebihnya tidak produktif. Ia berharap lahan pribadi, perusahaan, lembaga negara, juga lahan transmigrasi yang tidak produktif dapat di tanami.

Selain itu, Sulsel akan mencontoh Lampung dengan produksi pisang dan nenasnya yang juga dapat menumbuhkan sektor peternakan. Karena tersedianya makanan ternak dari sisa limbah pisang dan nenas yang di jadikan pakan.

Ia memberikan contoh bahwa budidaya pisang di Lampung yang di lakukan PT. Great Giant Food dengan luas 32.000 hektare, revenuenya pertahun Rp5 triliun. Nenasnya Rp3 triliun. Serta ternak sapi 20.000 ekor. Bahkan perusahaan tersebut baru menyuplai 1 persen dari permintaan 65 negara.

“Nilai ekonominya juga tinggi. Selain sebagai makanan budaya, setiap kegiatan dengan sajian makanan selalu ada pisang. Secara kultural ini adalah tanaman budayanya Sulsel,” ungkapnya.

Baca Juga: Pj Gubernur Akan Cek Inflasi Seluruh Daerah di Sulsel

Ia kemudian membandingkan nilai ekonomi antara tebu dan pisang. Tebu 1 hektar menghasilkan Rp104 juta rupiah tetapi nilai produksinya Rp78 juta. Dengan keuntungan Rp26 juta per hektare. Sedangkan pisang Rp32-36 juta per hektare.

“Padahal nilai keekonomiannya per hektar Rp36 juta. Masyarakat kita perlu di ajari membudidayakan,” jelasnya.

Dengan dukungan Bupati dan jajaran, serta TNI Polri, Bahtiar minta di gerakkan setahun ke depan. Ia yakin bahwa program menanam pisang ini sukses. Sehingga di harapkan Sulsel menjadi produsen atau penghasil pisang terbesar di Indonesia. “Saya ingin menjadikan Sulsel provinsi pisang,” ucapnya.

Ia berharap terdapat 1 miliar pohon pisang di Sulsel. Sehingga dengan target jumlah yang besar, maka akan menciptakan lingkungan yang baik di industri karena produksi dan panen yang selalu tersedia dan permintaan yang dapat terpenuhi.

“Dengan jumlah banyak, industrinya akan tumbuh,” katanya.

Baca Juga: Pj Sekprov Pimpin Rakor Tindaklanjut Program Gemar Menanam Pisang

Bupati Wajo, Amran Mahmud, menyampaikan, desa ini memiliki 732 Kepala Keluarga (KK) dengan masyarakat sejahtera. Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Paselloreng dan Bendung Gilireng, pada 9 September 2021. Selanjutnya adalah bagaimana mengoptimalkan sumber penghasilan masyarakat.

“Kami penuh bahagia, di tempat ini merupakan sebuah potensi daerah area transmigrasi, di mana penduduk asal dan penduduk setempat sudah berkolaborasi,” sebutnya.

Salah seorang transmigran, Nurdin, menyambut baik program tersebut. “Kami sangat menyambut baik program Bapak Gubernur,” ucap Nurdin. (*)

Cek berita dan artikel lain di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button