BULUKUMBA, NEWSURBAN.ID — Dua Puskesmas di Kabupaten Bulukumba berhasil raih predikat Center of Excellence (CoE) atas berbagai inovasi dan pelayanan kepada masyarakat.
Diketahui dalam upaya peningkatan program imunisasi, sejak tahun 2021. Telah di laksanakan pendekatan Human-Centered Design (HCD) di dalam strategi komunikasi imunisasi.
Pendekatan ini berorientasi pada pembuatan ide dan solusi serta mendorong untuk bekerja. Membuat solusi yang tepat bersama dengan kelompok sasaran, dalam waktu yang cepat.
Tiga (3) Kab/Kota di Sulawesi Selatan yang mendapat perhatian dari UNICEF dan Pusat Studi Kota Sehat (CICHS) FKM UNHAS. Untuk di jadikan lokasi intervensi HCD yaitu Kota Makassar, Kabupateb Bone dan Kabupaten Bulukumba.
Baca Juga:Â Pemkab Bulukumba Terima Penghargaan Gerakan Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih dari Kemendagri
Atas pertimbangan luasnya wilayah kerja dan rendahnya cakupan imunisasi. Maka Puskesmas Bonto Bangun, Puskesmas Salassae dan Puskesmas Bontotiro menjadi puskesmas terpilih untuk implementasi pendekatan HCD.
Kegiatan ini di laksanakan sejak Desember 2021. Di mulai dengan sosialisasi, ToT, Workshop fasilitator Puskesmas yang melibatkan unsur tenaga kesehatan, tokoh masyarakat/tokoh agama. Dan kader posyandu hingga implementasi 12 langkah HCD.
Memerlukan waktu yang tidak singkat untuk merubah perilaku masyarakat. Sehingga perlu di lakukan pendekatan HCD pada sasaran. Pendekatan tersebut dengan menggali masalah dan kendala yang masyarakat hadapi sampai pada solusi yang mereka inginkan.
Baca Juga:Â Pemkab Bulukumba Jalin Kerjasama DJKN Perkuat Pengelolaan Aset
Dalam pelaksanaannya, menghasilkan Purwarupa. Yakni inovasi yang merupakan solusi terhadap permasalahan tersebut.
Di Puskesmas Bonto Tiro khususnya di Desa Lamanda, masyarakat enggan ke Posyandu karena merasa anak mereka takut dan tidak tertarik. Sehingga melahirkan inovasi “Posyandu Wisata Lamanda (DUWILA)”.
Dengan dukungan kepala desa dan swadaya masyarakat, Posyandu Lamanda Dalam disulap menjadi tempat wisata. Posyandu ini lengkap dengan sarana permainan bagi anak. Halaman posyandu juga penuh dengan taman sayur, kolam ikan mini dan meja baca.
Sementara itu fasilitator Puskesmas Salassae menghasilkan inovasi “PAKKIO IMUNISASI”. Yaitu upaya meningkatkan cakupan imunisasi dan kunjungan ke posyandu dengan memanfaatkan media sosial. Juga, WhatsApp Group (WAG) dan Group Facebook dengan nama Sarana Informasi (SANRO). Penyampaian informasi tentang imunisasi juga pada setiap pertemuan baik di masjid, di desa maupun Kecamatan.
Baca Juga:Â Dua Mahasiswa Bulukumba Juara 1 Kompetisi Ide Kemenpan-RB
Di Puskesmas Bonto Bangun menghasilkan tiga Inovasi atau purwarupa. Yakni, Festival Imunisasi Anak Rilau Ale (FIARA), Hypno Imunisasi dan Himbauan Imunisasi Lengkap dengan bubuhan tanda tangan Camat Rilau Ale.
Purwarupa tersebut membawa nama baik Kabupaten Bulukumba di tingkat Nasional, melalui penilaian oleh Kemenkes RI. Di mana Puskesmas Bonto Tiro dan Puskesmas Bonto Bangun meraih predikat sebagai PUSKESMAS Centr of Excellence.
Wakil Supervisor (Wasor) Imunisasi Dinkes Bulukumba, Fitriah,SKM.,M.Kes, mengatakan untuk membahas keberlanjutan program HCD. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI melaksanakan pertemuan Monitoring dan Evaluasi (Monev) HCD oleh 14 Provinsi. Yang di laksanakan di Hotel Aston Bogor pada hari Selasa-Jumat, 5 sampai dengan 8 September 2023.
Baca Juga:Â Dekranasda Bulukumba Kembali Ukir Prestasi di Pekan Raya Sulsel 2023
“Sebenarnya saya sangat gugup namun juga bangga karena selain dua Puskesmas di Bulukumba berhasil raih predikat CoE. Bulukumba juga mendapat kesempatan memaparkan keberhasilan program HCD di hadapan perwakilan 14 Provinsi, Kemenkes RI dan UNICEF,” kata Fitriah yang juga selaku fasilitator HCD.
Pelaksanaan purwarupa ini, lanjutnya untuk mendukung implementasi inovasi “Kolaborasi Peningkatan Layanan dan Pemantauan Imunisasi (KAPAL PINISI) untuk terus berlayar dan berkembang di Bulukumba. (*)